UNIZAR NEWS, Mataram – Di Ruang Rapat GA 8 Rektorat Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), pada Kamis, 21 Maret 2024, berlangsung acara penting bagi Fakultas Kedokteran (FK). Focus Group Discussion (FGD) Pelaporan Akademik FK UNIZAR digelar oleh Biro Akademik UNIZAR dengan mengundang perwakilan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII sebagai narasumber.
Pukul 15.00 WITA, ruang rapat dipenuhi tokoh-tokoh akademik ternama dari UNIZAR, diantaranya Ketua Senat Akademik, Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Sekretaris BPM, Kepala Biro Akademik, Dekan FK, Wakil Dekan I FK, Ketua Prodi Profesi Dokter FK UNIZAR, dan dari pihak LLDikti Wilayah VIII, diantaranya Made Avendias Mahawan, S.Pd., M.Cs; I Wayan Sudarma, S.Sos., M.AP; I Nyoman Agus Prabawa, SH; dan Putu Ananda Sanjiwani Saskita, S.IP. Bertindak sebagai moderator adalah Kepala Biro Akademik UNIZAR, Rosalina Edy Swandayani, S.Si., M.Si, memandu jalannya acara hingga akhir.
Sambutan dari Rektor UNIZAR, Dr. Ir. Muh. Ansyar, MP., membuka jalannya FGD ini dengan penuh semangat. Beliau menyoroti keunikan dalam pelaporan akademik FK UNIZAR, terutama dalam konteks sistem blok pada Program Studi Pendidikan Dokter dan proses penerimaan mahasiswa baru pada Program Studi Profesi Dokter.
“Fakultas Kedoteran Universitas Islam Al-Azhar mempunyai dua Program Studi. Program Studi pertama adalah Pendidikan Dokter dan Program Studi kedua adalah Profesi Dokter. Pelaporan Akademik Fakultas Kedokteran UNIZAR sangat unik karena S1-nya menggunakan sistem blok, kemudian di Profesi Dokter, dalam proses penerimaan mahasiswa baru yang setiap saat terbuka. Kami ingin menyamakan persepsi dalam laporan PDDikti agar kesalahan semakin diminimalisir. Kedepannya, para pengguna lulusan tinggal melihat nilai yang ada pada PDDikti tanpa adanya perbedaan yang membingungkan,” ujar Dr. Ansyar.
Diskusi yang berlangsung penuh semangat ini membawa harapan besar untuk memperbaiki sistem pelaporan akademik FK UNIZAR demi kualitas pendidikan yang lebih baik di masa depan. Tentu saja, tantangan besar menanti para pemangku kebijakan pendidikan untuk menjaga konsistensi dan integritas dalam proses pelaporan akademik ke depannya. (Asmadi/Humas)