UNIZAR NEWS, Mataram – Dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal syariah di Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Meskipun demikian, masih ada tantangan yang perlu diatasi agar dapat bersaing dengan provinsi lainnya. Yunan Akbar, Kepala Unit Pengembangan Produk Syariah Divisi Pasar Modal Syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI), memberikan pandangannya dalam sebuah wawancara eksklusif yang dilakukan tim humas dan publikasi Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) setelah acara Seminar Nasional Sekolah Pasar Modal (SPM) Syariah yang berlangsung di Gedung Teater Ahmad Firdaus Sukmono, pada Kamis (27/06/24).
“Perkembangan di NTB cukup menggembirakan,” ujar Yunan Akbar. “Walaupun jika dibandingkan dengan provinsi lain, NTB masih tertinggal. Kami berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini (SPM Syariah, red), akan semakin banyak mahasiswa dan masyarakat umum yang terlibat dan menjadi investor saham syariah di BEI.”
Pernyataan ini menunjukkan optimisme Yunan terhadap pertumbuhan pasar modal syariah di NTB, meskipun ada perbedaan performa dibandingkan dengan daerah lain. Harapan besar diletakkan pada keterlibatan lebih banyak kalangan dalam investasi syariah melalui edukasi dan sosialisasi.
Menurut Yunan, tantangan terbesar yang dihadapi pasar modal syariah saat ini adalah literasi. Banyak masyarakat yang masih belum paham mengenai investasi, khususnya di pasar modal syariah. “Banyak anggapan yang salah terkait dengan pasar modal syariah. Kami dari BEI berupaya untuk meluruskan dan lebih banyak mensosialisasikan pasar modal syariah ini,” jelasnya.
Dengan sosialisasi yang baik, diharapkan pengetahuan masyarakat mengenai pasar modal syariah meningkat dan tidak ada lagi pendapat minor yang mendiskreditkan pasar ini.
Untuk menarik minat investor, baik lokal maupun internasional, Yunan menjelaskan pentingnya memahami kebutuhan masyarakat. “Kami dari BEI berupaya untuk membuat produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik jangka pendek maupun jangka panjang,” kata Yunan.
Ia juga menekankan pentingnya pengembangan instrumen investasi yang memenuhi kebutuhan pasar. “Kami akan mencoba mendalami dan melihat lagi kira-kira instrumen investasi yang ada apakah sudah mencukupi atau belum. Jika belum, kami akan mengembangkan alat instrumen investasi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” tambahnya.
Dengan strategi yang tepat dan sosialisasi yang efektif, pasar modal syariah di NTB memiliki potensi besar untuk berkembang lebih pesat di masa depan. Upaya untuk meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat mengenai investasi syariah akan menjadi kunci utama dalam menarik lebih banyak investor dan memajukan pasar modal syariah di Indonesia. (Asmadi/Humas)