email : mail@unizar.ac.id

Geopark Rinjani Lombok: Potensi Ekonomi dan Tantangan Pariwisata Berkelanjutan

Nur Khaririyatun, SP., M.Mgt, Ketua Tim Riset dari Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

UNIZAR NEWS, Mataram – Geopark Rinjani Lombok menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Nusa Tenggara Barat (NTB), membawa dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Hal ini diungkapkan oleh Nur Khaririyatun, SP., M.Mgt, Ketua Tim Riset dari Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam wawancara yang dilakukan oleh Tim Humas dan Publikasi Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), pada Kamis, 4 Juli 2024. 

“Survei yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa, dari Instansinya, Geopark Rinjani ini telah memberikan banyak pelatihan sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai lokasi. Namun, integrasi antarinstansi masih kurang, sehingga kolaborasi yang lebih kuat sangat diperlukan,” ujarnya saat ditemui di sela kegiatan Focus Group Discussion (FGD) antara BRIN dan sivitas akademika UNIZAR di Aula Abdurrahim UNIZAR.

BRIN tengah melakukan studi mengenai dampak Geopark Rinjani terhadap peningkatan jumlah wisatawan dan pendapatan pariwisata di NTB. “Hasil sementara menunjukkan Geopark sangat berpengaruh dalam mendatangkan wisatawan, baik lokal maupun asing, yang tertarik dengan situs wisata sejarah dan geologi,” tambah Nur. Kerja sama antara BRIN dan UNIZAR juga sedang dikembangkan untuk memaksimalkan manfaat ekonomi dan lingkungan dari Geopark Rinjani Lombok melalui penelitian lebih lanjut.

Menurut Nur, tantangan utama yang dihadapi dalam pengembangan Geopark Rinjani Lombok adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pariwisata berkelanjutan. Banyak masyarakat yang hanya mengejar keuntungan sesaat tanpa memikirkan masa depan, serta rendahnya jiwa kewirausahaan. Hal ini menjadi hambatan dalam menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan strategi kolaborasi dengan berbagai instansi, seperti Geopark, Dinas Pariwisata, Kementerian, dan pihak Perguruan Tinggi. Tidak hanya itu, kolaborasi dengan para akademisi juga bisa dalam bentuk pelatihan dan riset bersama guna menganalisis akar permasalahan yang ada. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengembangkan jiwa kewirausahaan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di Geopark Rinjani Lombok.

Di sisi lain, Chandra Aprinova, MP, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi NTB, menyoroti peran Geopark Rinjani dalam menarik wisatawan yang mencari destinasi wisata alam yang sejuk dan menyegarkan. “Dengan ramainya kunjungan wisatawan, terutama pada akhir minggu dan musim liburan, ekonomi masyarakat di sekitar Geopark ikut terdorong karena kebutuhan akan transportasi, penginapan, makanan, dan jasa lainnya meningkat,” ungkap Chandra.

Chandra Aprinova, MP, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi NTB

Chandra juga menekankan pentingnya promosi terus-menerus melalui berbagai media untuk menarik minat wisatawan. “Semakin banyak orang yang datang, semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat, sehingga ekonomi berkembang,” jelasnya. Namun, tantangan utama dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan adalah kesadaran masyarakat yang masih rendah.

Menurutnya, pembangunan sumber daya manusia dalam menerima pariwisata sebagai industri dan mata pencaharian utama sangatlah penting dan menjadi fokus utama. Kesadaran bahwa pariwisata adalah industri yang memberikan kehidupan akan mendorong masyarakat untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan, termasuk di kawasan Geopark Rinjani. Pelatihan-pelatihan oleh perguruan tinggi juga diperlukan untuk mengolah sampah menjadi barang bernilai, seperti batako dan pupuk, guna mengatasi masalah sampah.

Dinas Pariwisata bersama Kementerian Pariwisata telah menyusun masterplan pembangunan yang mencakup desain dan pembangunan sarana prasarana tambahan di Geopark Rinjani. Rencana ini diharapkan dapat terealisasi pada tahun 2025 hingga 2026, sehingga dapat memfasilitasi kebutuhan para wisatawan yang berkunjung. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan teratur, serta meningkatkan pengalaman wisatawan di Geopark Rinjani.

Dalam memastikan manfaat ekonomi dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat, Chandra menyatakan bahwa inovasi dan kewirausahaan sangat penting. “Meskipun banyak wisatawan datang, tanpa inovasi untuk menciptakan lapangan kerja dan usaha kecil, dampak ekonomi tidak akan maksimal. Pemerintah menciptakan peluang, namun masyarakat harus mengejar dan memanfaatkannya,” ujar Chandra.

Geopark Rinjani Lombok menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan ekonomi lokal melalui pariwisata berkelanjutan. Namun, integrasi yang lebih kuat antara berbagai instansi, termasuk juga dengan Perguruan Tinggi seperti UNIZAR, dan peningkatan kesadaran serta kapasitas masyarakat tetap menjadi tantangan yang harus diatasi untuk memastikan manfaat yang dirasakan lebih merata dan berkelanjutan. (Asmadi/Humas)