UNIZAR NEWS, Mataram – Di lahan praktik Fakultas Pertanian (FP) Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), sebuah terobosan baru dalam dunia pertanian dipresentasikan dalam acara sosialisasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Smart Agriculture Berbasis Internet of Things untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Hidroponik”, pada Sabtu (06/07/24). Acara yang berlangsung mulai pukul 09.00 WITA ini menggabungkan teknologi canggih dengan praktik pertanian modern, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tanaman hidroponik.
L. Rizal Saputra J, ST dari PT. Danova Segara Teknologi, salah satu pembicara dalam acara tersebut, menjelaskan pentingnya teknologi IoT dalam pertanian. “Dengan teknologi hidroponik, produksi dapat dipercepat karena segala sesuatu yang biasanya dilakukan secara manual oleh petani, kini bisa dilakukan secara otomatis. Mulai dari monitoring parameter pH, pengisian oksigen, hingga pengisian air, semuanya bisa diotomasi. Hal ini memungkinkan adanya monitoring dan analisis data yang bisa dievaluasi untuk peningkatan di masa depan,” jelasnya.
Rizal menambahkan bahwa dalam sistem hidroponik yang mereka kembangkan, terdapat berbagai komponen seperti sensor ketinggian untuk mengecek air, aktuator berupa relay untuk menghidupkan pompa, LCD, dan aplikasi yang bisa diakses melalui ponsel untuk memonitor semua proses tersebut. “Data yang dikumpulkan bisa disimpan secara lokal menggunakan memori card atau di internet dalam bentuk database untuk analisis dan visualisasi data,” tambahnya.
Abdul Gofar Ghifari, founder Balelettuce.id, juga menyampaikan pandangannya mengenai penerapan IoT dalam pertanian. “Sistem IoT lebih simpel dan mudah karena tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan IoT, semua data bisa diakses dengan mudah dari jarak jauh, berbeda dengan metode konvensional yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk maintenance harian,” ujarnya.
Gofar menjelaskan bahwa pada siang hari, tanaman hidroponik mengalami transpirasi (proses penguapan air dalam tubuh tumbuhan ke atmosfer ketika stomata pada daun terbuka untuk pertukaran karbondioksida dan oksigen selama fotosintesis, red) oleh cahaya. “Sistem IoT ini membantu secara otomatis menambah air ketika berkurang, membuat prosesnya lebih efisien dan mudah. Dengan data yang dikumpulkan, kita bisa melakukan evaluasi mingguan untuk mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki,” katanya.
proses penguapan air
dalam tubuh tumbuhan ke atmosfer.
Dilansir dari Biology LibreTexts, transpirasi terjadi ketika stomata
pada daun terbuka untuk pertuaran karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2)
selama fotosintesis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Transpirasi Tumbuhan: Pengertian dan Fungsinya”, Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2023/03/24/170000069/transpirasi-tumbuhan–pengertian-dan-fungsinya.
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app
Kedua pembicara sepakat bahwa penerapan teknologi IoT dalam pertanian hidroponik sudah banyak dilakukan di Indonesia, terutama di luar Lombok. Mereka menekankan pentingnya sosialisasi dan riset yang berkelanjutan untuk membiasakan para petani dengan teknologi ini. “Kita bisa mulai dari prototipe dan lahan kecil, seperti hidroponik rumahan, untuk membiasakan petani dengan teknologi ini,” kata Rizal.
Gofar juga menambahkan bahwa untuk suksesnya implementasi teknologi ini, diperlukan dukungan dari pihak yayasan atau pemerintah setempat, terutama dalam hal pendanaan.
Dengan kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemerintah, diharapkan inovasi Smart Agriculture berbasis IoT ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia, khususnya di Lombok. Acara sosialisasi ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga untuk menginspirasi para mahasiswa FP UNIZAR untuk mengadopsi teknologi dalam penerapan ilmu pertanian mereka. (Asmadi/Humas)