UNIZAR NEWS, Mataram – Kepala Bagian Perpustakaan Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), Zul Hadi Fatawi, S.IP, baru-baru ini menghadiri Konferensi Internasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) yang diselenggarakan di Hotel Pacific Palace, Batam, pada Selasa-Jumat, 5-8 November 2024. Kegiatan yang diinisiasi oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, FPPTI Wilayah Kepulauan Riau, Institut Teknologi Batam, dan Batam Tourism Polytechnic, mengangkat tema “Policies, Libraries and Artificial Intelligence: Managing Digital Technology to Enhance Higher Education Quality”.
Dalam wawancara eksklusif di ruang kerjanya pada Selasa, 19 November 2024, Zul Hadi berbagi wawasan dan pengalaman yang diperoleh selama menghadiri konferensi bergengsi tersebut.
Konferensi ini dihadiri oleh 236 peserta dari 178 institusi perguruan tinggi nasional. Acara dibuka dengan paparan visi dan misi FPPTI pada hari pertama, dilanjutkan dengan workshop internasional pada hari kedua yang membahas peran Artificial Intelligence (AI) dalam dunia akademik dan perpustakaan. Narasumber utama meliputi: Dr. Gaby Haddow (Curtin University, Perth, Australia), Dr. Mohd. Faizal Hamzah (University of Malaya), M. Prabu Wibowo, S.Hum., M.Sc., Ph.D.
Hari ketiga peserta diajak berkunjung ke National University of Singapore (NUS) untuk melihat implementasi teknologi perpustakaan modern, sedangkan hari terakhir diisi dengan kunjungan ke Institut Teknologi Batam (ITB).
Salah satu poin penting dari konferensi ini adalah pemanfaatan AI dalam menunjang pendidikan tinggi. Zul Hadi menjelaskan bahwa AI dapat digunakan di berbagai sektor perpustakaan, seperti membantu penelitian, mencari sumber referensi, dan menyelesaikan tugas akademik. Namun, ia juga menekankan pentingnya kebijakan yang jelas untuk mengatur penggunaannya.
“Artificial Intelligence tidak menggantikan fungsi manusia, melainkan membantu pekerjaan manusia. AI boleh digunakan sebagai sumber bantuan dalam penelitian, tetapi harus tetap dibatasi dengan kebijakan yang jelas,” tegas Zul Hadi.
Kebijakan ini memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan tidak merugikan proses pembelajaran. Misalnya, penggunaannya dalam tugas akhir atau karya ilmiah tetap memerlukan pengawasan agar tidak mereduksi esensi penelitian itu sendiri.
Zul Hadi juga menyoroti rencana penerapan hasil konferensi di Perpustakaan UNIZAR. Salah satu langkah awal yang akan dilakukan adalah memperkenalkan teknologi AI kepada pemustaka untuk mempermudah akses penelitian dan pencarian sumber informasi.
“Kami akan memperkenalkan AI kepada mahasiswa dan dosen untuk mempermudah mereka dalam penelitian dan tugas perkuliahan. Namun, kebijakan khusus terkait penggunaannya masih dalam tahap perumusan,” jelasnya.
Selain itu, perpustakaan UNIZAR juga akan menjajaki kolaborasi dengan institusi lain yang telah lebih dahulu menerapkan teknologi modern untuk meningkatkan kualitas layanan.
Konferensi ini menjadi momentum penting bagi pengembangan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia, termasuk UNIZAR. Dengan tema yang relevan dan narasumber internasional yang kompeten, KPPTI memberikan arah baru dalam pengelolaan perpustakaan berbasis teknologi digital.
Zul Hadi optimis bahwa inovasi ini dapat membawa dampak positif bagi pendidikan tinggi di UNIZAR, sekaligus meningkatkan kualitas layanan perpustakaan untuk mendukung kebutuhan akademik di era digital. (Asmadi/Humas)