email : mail@unizar.ac.id

Kepala BPS NTB Ajak Mahasiswa FEB UNIZAR Tangkap Peluang Usaha di Sektor Jasa

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Drs. Wahyudin, MM (kanan) dan Dosen Program Studi Akuntansi FEB UNIZAR, Dr. Drs. Herie Saksono, M.Si, saat diwawancarai di Perpustakaan UNIZAR, pada Kamis (15/05/25)

UNIZAR NEWS, Mataram – Perpustakaan Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) menjadi tempat penyampaian wawasan penting terkait sektor jasa oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Drs. Wahyudin, MM, pada Kamis (15/05/25). Dalam kesempatan tersebut, Wahyudin hadir untuk memberikan kuliah tematik kepada mahasiswa semester II Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNIZAR.

Kuliah tematik tersebut mengusung tema sektor jasa dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB. Menurut Wahyudin, memahami sektor jasa dan peluangnya dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa untuk menangkap peluang bisnis di masa depan. “Dengan mengetahui sektor jasa seperti apa dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, mahasiswa akan memiliki gambaran untuk memanfaatkan peluang,” jelasnya.

Selain sektor jasa, Wahyudin menyebutkan bahwa kuliah tematik mendatang akan mengangkat tema lain yang tak kalah penting, seperti tingkat pengangguran terbuka, kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan inflasi. Menurutnya, tema-tema tersebut sangat relevan dengan dunia usaha dan perekonomian NTB.

Ia mencontohkan inflasi sebagai salah satu topik penting yang kerap disalahpahami. “Sering terjadi demo karena kenaikan harga barang, padahal inflasi itu seperti apa sih? Kami yang melakukan penghitungan inflasi tahu benar,” ujarnya.

Baca juga: UNIZAR Gelar Kuliah Tematik Bersama BPS NTB, Bahas Peran Sektor Jasa dalam Ekonomi

Ia mengungkapkan bahwa di Kota Mataram, inflasi mencapai 0,69%, yang dihitung berdasarkan 360 komoditas yang dipantau setiap hari, minggu, dan bulan. “Setiap komoditas punya bobot masing-masing. Kenaikan harga mobil, misalnya, belum tentu memicu inflasi karena tidak banyak orang yang menggunakannya. Ini yang sering tidak dimengerti oleh dosen dan mahasiswa,” tegas Wahyudin.

Lebih lanjut, ia mengajak mahasiswa untuk memahami struktur Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai dasar untuk melihat sektor mana yang potensial untuk usaha. “PDRB bisa menjadi peta untuk menentukan sektor usaha yang berkembang, seperti sektor jasa yang terus tumbuh. Misalnya, di Sumbawa Barat dengan adanya Smelter, ini peluang besar bagi lulusan untuk membuka usaha di sektor perdagangan,” katanya.

Wahyudin mencontohkan kebutuhan jasa di Dompu, dimana pekerja tambang kesulitan mendapatkan makanan seperti nasi padang di sekitar lokasi tambang. “Saat operasi smelter nanti, ada sekitar 15 ribu pekerja. Ini peluang sektor jasa yang harus ditangkap dengan memahami PDRB,” ujarnya.

Di sisi lain, Dosen Program Studi Akuntansi FEB UNIZAR, Dr. Drs. Herie Saksono, M.Si., mengapresiasi kehadiran BPS Provinsi NTB yang dinilai telah memberikan pencerahan terkait data ekonomi dan peluang usaha. “Kami sangat berterima kasih atas kehadiran BPS NTB dalam kuliah tematik ini. Data yang disampaikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas berpikir kritis mahasiswa,” kata Herie.

Ia juga menyebutkan bahwa pertemuan kedua akan membahas lebih dalam mengenai tambang dan dampaknya terhadap pendapatan pekerja serta peluang usaha. Pertemuan ketiga akan fokus pada inflasi, dimana harga emas di NTB sering menjadi penyumbang inflasi. “Mahasiswa harus melek literasi data agar mampu memahami dinamika ekonomi daerah,” pungkas Herie. (Asmadi/Humas)