UNIZAR NEWS, Mataram – Kabar duka datang dari keluarga besar Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR). Salah satu alumni terbaik Fakultas Kedokteran, dr. Abraham Taufiq, berpulang pada Senin, 16 Juni 2025, sekitar pukul 15.00 WITA, setelah mengalami kecelakaan dalam perjalanan dari Atambua menuju Kupang. Almarhum sempat dilarikan ke Rumah Sakit Naibonat, Kabupaten Kupang, namun takdir berkata lain – dr. Abraham menghembuskan napas terakhir di sana.
Kepergian dr. Abraham menyisakan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi sivitas akademika UNIZAR serta masyarakat Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, tempat beliau mengabdikan sebagian besar hidupnya sebagai dokter pelayanan masyarakat.
Dokter Abraham memulai pengabdiannya sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) pada November 2014, ditempatkan di Puskesmas Dilumil. Tak lama berselang, pada Juni 2015, beliau merangkap tugas di dua puskesmas sekaligus: Dilumil dan Haekesak. Komitmennya dalam melayani masyarakat pedalaman membuatnya dipercaya dan diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil pada 1 Juni 2019, lalu menjadi PNS secara penuh pada tahun 2020, tetap bertugas di Puskesmas Haekesak.
Pada tahun 2022, ia dipindah tugaskan ke Puskesmas Halilulik dan pada 2024 ke Dinas Kesehatan Kabupaten Belu. Terakhir, pada Maret 2025, ia resmi ditugaskan di UPTD Puskesmas Haliwen berdasarkan Surat Penugasan Dinas Kesehatan Kabupaten Belu.
Meski kerap berpindah tempat tugas, satu hal yang tak pernah berubah: totalitasnya dalam melayani. Dokter Abraham dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, pekerja keras, dan sangat menyayangi anak-anak. Dalam kondisi sakit sekalipun, ia menolak mengambil cuti dan tetap bekerja. “Cuti lama-lama malah malas di rumah,” ujarnya suatu ketika, menunjukkan betapa besar cintanya pada profesi dan tanggung jawab.
Kisah tentang kebaikan dr. Abraham tak berhenti di situ. Ia kerap menggunakan dana pribadi untuk membeli obat ketika stok obat di puskesmas kosong diam-diam, tanpa ingin diketahui banyak orang. Ia juga dikenal suka memasak, membuat kue, serta selalu hadir sebagai sosok yang menyenangkan dan apa adanya di tengah rekan-rekannya.
Teman-temannya mengenang beliau sebagai kakak yang selalu memikirkan orang lain lebih dahulu daripada dirinya sendiri. Ketegasan, ketulusan, dan kerendahan hatinya menjadi teladan di lingkungan kerja dan komunitas sekitarnya.
Dokter Abraham Taufiq telah mengakhiri tugasnya di dunia dengan catatan yang penuh kebaikan. Sivitas Akademika UNIZAR merasa kehilangan atas sosok alumni yang telah menghidupi nilai-nilai pengabdian, kemanusiaan, dan keikhlasan secara nyata.
Dokter Abraham telah berjuang, dan kini ia telah mencapai garis akhir. Semua perjuangan, dedikasi, dan kebaikan hatinya akan menjadi bekal semangat bagi semua yang ditinggalkan. Semoga damai menyertai perjalanan dr. Abraham. Kebaikanmu akan terus hidup dalam kenangan dan doa banyak orang.
Selamat jalan. Surga abadi telah menantimu.
Diselenggarakan oleh
Yayasan Pesantren Luhur Al-Azhar
Jl. Unizar No.20, Turida, Kec. Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat