email : mail@unizar.ac.id

Benchmarking dan Penandatanganan MoA FAI Unizar di Yogyakarta: Menelusuri Jejak Pendidikan Islam yang Berkualitas

Dekan FAI Unizar, Muhamad Sayuti, SE., MM., menandatangani MoA dengan pihak IIQ An Nur Yogyakarta.

UNIZAR NEWS, Yogyakarta – Dalam upaya memahami proses pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) yang berada di bawah KOPERTAIS (Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta) XIV (Bali, NTB, dan NTB), Dekan dan Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) mengadakan benchmarking ke KOPERTAIS III Yogyakarta pada tanggal 1-4 November 2023 lalu. Benchmarking KOPERTAIS XIV NTB ini melibatkan 22 (dua puluh dua) PTKIS di NTB, dan Unizar adalah salah satunya.

Dalam kunjungan ini, Dekan FAI Unizar tidak hanya melakukan benchmarking, tetapi juga menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) dengan beberapa perguruan tinggi Islam di Yogyakarta, antara lain dengan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta, Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada (STAIMS) Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara Yogyakarta.

Dekan FAI Unizar, Muhamad Sayuti, SE, M.M., menjelaskan bahwa salah satu perguruan tinggi yang menjadi fokus adalah IIQ An-Nur, yang mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur’an dan pesantren dalam pendidikannya. Di dalamnya banyak mahasiswa yang notabene kelompok milenial penghafal Al-Qur’an dengan sanad sampai Rasullah Muhamad SAW. Para dosen pun banyak yang bergelar doktor, lulusan dalam negeri dan luar Negeri, serta penghafal Al-Qur’an. 

Institut Ilmu Al-Qur’an An Nur Yogyakarta menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki gelar Sarjana Agama, Sarjana Pendidikan, dan Sarjana Ekonomi, tetapi juga menjadi penghafal Al-Qur’an. Selain itu, mahasiswa IIQ An-Nur dituntut untuk mendapatkan gelar “Sarjana Profetik”. Sarjana ini punya tugas mengemban misi kenabian untuk terus mewujudkan khoiroh ummah. Ada tiga hal yang harus dilakukan: 1) Humanisasi, ilmu pengetahuan dikembangkan untuk memanusiakan manusia tanpa melihat kelas sosial, ekonomi atau politik; 2) Liberasi, pengetahuan untuk liberasi (membebaskan) masyarakat yang tertindas dan tertinggal (dari sisi  pengetahuan keagamaan, pendidikan, dan ekonomi) yang menyebabkan mereka rentan berbuat kemungkaran; 3) Transendensi, ilmu pengetahuan dikembangakan dan diimplementasikan dalam bingkai nilai-nilai keimanan pada Allah.

Dekan FAI Unizar (tiga dari kanan) dan pihak STAIMS Yogyakarta seusai menandatangani MoA.

Kunjungan ke STAIMS Yogyakarta juga menjadi momen yang berharga. Selain faktor-faktor yang memotivasi berdirinya STAIMS, seperti monumentalnya Masjid Syuhada dan semangat pemimpinannya, STAIMS juga unik karena menjadi salah satu Perguruan Tinggi Islam di Indonesia yang berada di bawah naungan masjid.

Dilansir dari situs resmi https://staimsyk.ac.id/, Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada pernah memiliki seorang Rektor yang menjabat dua periode, yakni GBPH Prabuningrat (Almarhum) yang selama masa perjuangannya sebagai mujahid dengan ikhlas mengabdikan dirinya untuk menegakkan amar makruf nahi munkar melalui Masjid Syuhada, adalah seorang figur pemimpin yang langka ditemukan. Semangat inilah yang dijadikan contoh tauladan bagi civitas akademika STAIMS.

Di dunia Islam hanya ada dua Negara yang mempunyai Perguruan Tinggi Islam di bawah naungan masjid yang salah satunya ada di Indonesia, yaitu STAIMS yang berada di bawah naungan Yayasan Masjid dan Asrama Syuhada (YASMA). Oleh karena itu, STAIMS merupakan pelopor pertama bagi lahirnya berbagai Perguruan Tinggi Islam di lingkungan masjid di Indonesia. Sebuah perpaduan yang unik, tetapi anggun untuk melahirkan peradaban yang humanis bagi generasi mendatang.

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Hamfara Yogyakarta adalah destinasi terakhir dalam rangkaian benchmarking. STEI Hamfara adalah lembaga pendidikan tinggi ekonomi Islam yang mengintegrasikan aspek ekonomi Islam, pembentukan kepribadian Islam, dan penguasaan tsaqafah Islam dalam sistem pendidikan berpesantren. Tujuannya adalah melahirkan sumber daya manusia berkualitas yang mampu mengembangkan sistem ekonomi Islam dalam kehidupan masyarakat.

Melalui benchmarking ini, FAI Unizar terus melangkah maju dalam mengembangkan pendidikan Islam yang berkualitas. Kunjungan ke berbagai PTKIS di Yogyakarta tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih luas dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia. Fakultas Agama Islam Unizar, dengan dua prodinya: Ekonomi Syariah dan Manajemen Bisnis Syariah, berkomitmen untuk terus berkontribusi pada perubahan sosial positif, menjadikan lulusannya sebagai intelektual, pendidik, dan wirausahawan yang religius dan humanis. Semoga perjalanan pendidikan FAI Unizar akan terus memberikan dampak positif dan menjadi teladan bagi institusi pendidikan lainnya. (*)