UNIZAR NEWS, Mataram – Ruang Rapat GA8 Rektorat Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) menjadi tempat diskusi menarik bersama drg. Sabrina Intan Zoraya, M.K.M., Ketua UNIZAR Learning Centre (ULC), pada Senin (02/12/24). Dalam sesi wawancara ini, beliau memaparkan peran, tantangan, dan visi ULC sebagai pusat pembelajaran yang semakin relevan dan inovatif di masa depan.
Hingga kini, ULC dikenal sebagai pusat pelaksanaan tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language) prediksi yang menjadi syarat wajib yudisium bagi mahasiswa UNIZAR. Namun, drg. Sabrina menjelaskan bahwa visi ULC ke depan lebih luas dari itu. “Kami tidak hanya ingin fokus pada tes bahasa Inggris. Sesuai visi kami, ULC akan menjadi pusat pembelajaran multibahasa, termasuk menyediakan kursus untuk sivitas akademika, masyarakat umum, bahkan kampus lain,” jelasnya.
Program-program kursus ini bertujuan membangun keterampilan bahasa yang berjenjang, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut. “Untuk memulai program kursus ini, kami mempertimbangkan sistem penempatan (placement test) agar setiap peserta mendapatkan pelatihan sesuai level kemampuannya,” tambah drg. Sabrina.
Perubahan signifikan juga terjadi dalam struktur organisasi ULC pada tahun 2024. Kini, ULC berada di bawah naungan Wakil Rektor IV, lengkap dengan struktur baru yang mencakup Kepala Biro dan Kepala Bagian. Dokter Gigi Sabrina mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan memperkuat sinergi dengan unit-unit lain di UNIZAR.
“Fokus utama kami saat ini adalah meningkatkan kualitas pelayanan tes bahasa Inggris, termasuk menjalin kemitraan dengan lembaga eksternal untuk pengembangan tes baru di masa depan,” ungkapnya.
Dalam kepemimpinannya, ULC meluncurkan program kolaborasi perdana bersama Biro Humas, Kerja Sama, dan Alumni UNIZAR. Program ini berupa pelatihan bahasa Inggris untuk mendukung komunikasi internasional bagi staf dan pimpinan universitas. “Saya sangat senang melihat antusiasme dari peserta. Bahkan, kini Biro Humas, Kerja Sama, dan Alumni rutin menggunakan bahasa Inggris setiap Jum’at sebagai tindak lanjut program ini,” ujar drg. Sabrina.
Program serupa sedang direncanakan untuk bidang-bidang lain di UNIZAR, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing.
Dalam pengembangan program ULC, salah satu tantangan terbesar adalah keberagaman tingkat kemampuan bahasa Inggris peserta. “Mahasiswa dan dosen memiliki level kemampuan yang berbeda. Ini membutuhkan strategi khusus, termasuk sistem kelas yang berjenjang berdasarkan hasil placement test,” paparnya.
Dokter Gigi Sabrina juga menyoroti pentingnya bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, mengingat paparan bahasa ini sangat luas, baik dalam teknologi maupun komunikasi global. “Tanpa disadari, kita sudah berinteraksi dengan bahasa Inggris setiap hari. Ini menjadi alasan kuat untuk terus membekali sivitas akademika dengan keterampilan bahasa yang mumpuni,” tutupnya.
Dengan program-program inovatif dan pendekatan berbasis kebutuhan, ULC terus bertransformasi menjadi pusat pembelajaran yang inklusif dan adaptif. Langkah ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi mahasiswa UNIZAR, tetapi juga mendukung visi UNIZAR dalam mencetak lulusan yang kompetitif di tingkat global. (Asmadi/Humas)