email : mail@unizar.ac.id

Dari UNIZAR ke Misi Perdamaian Dunia: Kisah Heroik Lettu CKM dr. Rangga Haryo Notokusumo, Dokter Militer TNI AD

Foto Lettu CKM dr. Rangga Haryo Notokusumo, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

UNIZAR NEWS, Mataram – 9 April 2025 – Kisah inspiratif datang dari Lettu CKM dr. Rangga Haryo Notokusumo, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), yang kini menjabat sebagai Komandan Kompi Rumah Sakit Lapangan (RSL) di Batalyon Kesehatan 2 Divisi Infanteri 2 Kostrad. Perjalanan hidup pria kelahiran Sape, 23 Mei ini adalah bukti nyata bahwa keberanian mengambil keputusan besar bisa mengantarkan seseorang menuju panggilan hidup yang lebih tinggi: pengabdian lintas batas sebagai dokter militer TNI AD.

Dalam wawancara eksklusif bersama tim Humas dan Publikasi UNIZAR pada Rabu, 9 April 2025, dr. Rangga membagikan kisah awal mula dirinya terpanggil menjadi bagian dari dunia militer. “Saat kuliah di Fakultas Kedokteran UNIZAR, saya mengikuti kuliah tamu dari seorang dokter militer Angkatan Laut. Sejak itu, saya mulai memupuk mimpi menjadi dokter yang tidak hanya melayani di klinik, tapi juga siap ditugaskan ke medan berat,” ungkapnya.

Sebelum bergabung dengan TNI, dr. Rangga sempat menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Swasta di Lombok. Namun demi mengejar mimpi menjadi dokter militer, ia mengambil keputusan besar: mundur dari jabatan strategisnya dan memulai dari nol. “Itulah tantangan terbesar saya—melepaskan zona nyaman demi jalan yang lebih berat namun penuh makna,” ujarnya.

Kini, sebagai dokter militer aktif TNI Angkatan Darat, dr. Rangga telah mengemban berbagai misi penting, termasuk dalam situasi darurat dan konflik. Ia pernah menangani kasus trauma wajah saat pelatihan terjun bebas militer, serta memberikan bantuan medis saat banjir bandang melanda Kota Batu tahun 2022.

Pengalaman paling menegangkan sekaligus membanggakan dalam karier dr. Rangga terjadi saat ia dikirim ke Republik Afrika Tengah dalam misi perdamaian dunia tahun 2022-2023. Ia terlibat langsung dalam evakuasi prajurit TNI dan penanganan luka tembak tentara dari Burundi yang diserang pemberontak. “Kami harus mengevakuasi korban dari Afrika Tengah ke Indonesia dan kembali lagi ke lokasi konflik. Itu pengalaman langka yang tidak semua dokter bisa rasakan,” kenangnya. UNIZAR: Tempat Pembentukan Karakter dan Mentalitas Tangguh

Tak lupa, dr. Rangga menegaskan bahwa UNIZAR berperan besar dalam membentuk karakter kepemimpinannya hari ini. Berbagai kegiatan pengabdian sosial, organisasi kemahasiswaan, dan aksi kemanusiaan yang ia ikuti selama kuliah melatihnya menjadi pribadi tangguh yang siap menghadapi tekanan dan tantangan. “Ketika kita terbiasa menghadapi realitas di lapangan, mentalitas kita terbentuk kuat. Saya terbiasa turun dalam misi sosial seperti gempa Lombok, gempa Palu, hingga program Flying Healthcare Kemenkes di Papua. Semua itu jadi bekal berharga dalam dunia militer,” jelasnya.

Sebagai sosok inspiratif dan Ketua Alumni FK UNIZAR, dr. Rangga berpesan kepada para mahasiswa agar tidak membatasi mimpi hanya pada praktik di rumah sakit. “Dunia dokter itu luas. Jika ingin menantang diri lebih jauh, menjadi dokter militer TNI adalah pilihan pengabdian yang luar biasa,” ujarnya penuh semangat.

Kini, dr. Rangga memimpin satuan medis elite yang siap diterjunkan dalam operasi militer perang maupun non-perang. Ia juga bertanggung jawab menjaga kesiapan fisik prajurit dan merawat alat utama sistem senjata (alutsista) yang sangat vital bagi pertahanan negara. “Kami bagian dari Divisi Infanteri 2 Kostrad, pasukan terbesar dan terkuat di Angkatan Darat Indonesia. Ini bukan sekadar pekerjaan, ini adalah misi hidup,” tegasnya, menutup perbincangan dengan satu semboyan: CAKRA! (Asmadi/Humas)