email : mail@unizar.ac.id

Dekan Fakultas Hukum Unizar jadi Narasumber dalam Acara Pojok Jurnalis ke-11 di Desa Tetebatu - Lombok Timur

Dekan FH Unizar, Dr. Ainuddin, S.H., M.H. (tengah), menjadi Narasumber dalam Acara Pojok Jurnalis ke-11 yang berlangsung di Wisma Soedjono, Desa Tetebatu, Lombok Timur, pada Minggu (19/02/23)

UNIZAR NEWS, Lombok Timur – Minggu (19/02/23) digelar acara Pojok Jurnalis, yang merupakan kegiatan diskusi rutin para jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT), bertempat di Wisma Soedjono, Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Lombok Timur. Tema Pojok Jurnalis yang ke-11 ini adalah “Peran Media dalam Pembangunan Pariwisata.”

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi tersebut, diataranya: Dr. Ainuddin, SH., MH., Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Al-Azhar (Unizar), Rahadian Soedjono, anggota Komisi II DPRD NTB; Jamaluddin Malady, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi NTB; Iswan Rahmadi, Kadispar Lombok Timur; Rusliadi, Ketua FJLT, dan Fatih Kudus Jaelani sebagai moderator.

Dalam pemaparan materinya yang berjudul “Media Sosial dalam Pengembangan Desa Wisata Tetebatu: Sebuah Kajian Konseptual”, Dr Ainuddin menjelaskan bahwa media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam proses perencanaan perjalanan wisata.

“Studi menunjukkan bahwa medsos memiliki peran sangat penting dalam proses perencanaan perjalanan wisata. Informasi dalam media sosial yang diunggah oleh pengguna, atau dikenal sebagai Electronic Word of Mouth (eWOM) merupakan sumber informasi tentang lokasi kunjungan wisata yang biasa diakses oleh calon wisatawan,” jelas Dekan FH Unizar ini.

Lanjutnya, “Media sosial telah membantu industri untuk membangun citra akan daerah tujuan wisata. Jejaring sosial online juga memungkinkan penyebarluasan informasi promosi wisata secara masif dan menjangkau banyak kalangan.”

Ketua DPD HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) NTB ini pun menyayangkan aplikasi media sosial yang mampu menyediakan distribusi produk pariwisata masih terbatas pada online booking hotels dan beberapa online booking untuk penjualan tiket acara di lokasi wisata saja. Seringkali, pengelola industri wisata tidak begitu menaruh perhatian akan perlunya mendistribusikan produk wisata melalui media sosial.

Rahadian Soedjono menyampaikan kondisi Pariwisata NTB, khusunya di pulau Lombok, masuk dalam kategori 20 (dua puluh) kunjungan terpopuler di dunia.

“Nusa Tenggara Barat saat ini masuk dalam kategori nomor 20 dengan kunjungan wisata terpopuler di dunia. Hal tersebut mengharuskan pemerintah Provinsi maupun daerah untuk berbenah, khususnya dalam segi perbaikan infrastruktur hingga regulasi. Namun, yang tak kalah pentingnya adalah di dalamnya harus dibarengi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),” ungkap anggota Komisi II DPRD NTB ini.

Oleh karena itu, menurut Rahadian, peran media dalam kapasitasnya menjadi pendidik sangat diperlukan. Hingga saat ini, kata dia, tugas media adalah menularkan kepada pelaku wisata, termasuk di sekitar destinasi wisata, bagaimana menerima wisata ini dengan baik.  Artinya, yang terpenting adalah bagaimana memberikan rasa nyaman kepada wisatawan yang berkunjung ke wisata tersebut.

Jamaluddin Malady menyampaikan bahwa peran media sangat penting, mengingat di dunia digital saat ini, begitu mudahnya orang mencari informasi.

“Begitupun informasi terkait wisata, orang jika ingin mengetahui tentang wisata, tinggal kita klik, kita sudah bisa melihat wisata di ujung dunia sekalipun. Untuk itu, apapun yang disampaikan media dengan kemajuan digital saat ini, hal tersebut akan sangat cepat sampai kepada masyarakat,” tuturnya.

Lebih lanjut, Jamaluddin mengungkapkan bahwa saat ini di NTB ada 10 (sepuluh) event internasional. Lombok menjadi satu daerah dengan event internasional terbanyak di Indonesia. Untuk mensukseskan beragam event tersebut tentu peran media menjadi satu hal yang sangat diperlukan.

Senada dengan yang diucapkan Iswan Rakhmadi, yang mengatakan bahwa media juga harus bijaksana dalam pemberitaannya, yang mana sangat berpengaruh pada tingkat kunjungan.

“Pers dan media harus bijaksana, artinya media harus melihat pemberitaan bagi kepentingan banyak pihak, dalam hal ini masyarakat, bukan personal,” kata Kadispar Lombok Timur ini.

Dilanjutkan Iswan, “Menurut saya, kalau dari instrumen wisata itu sudah pada jalur, tapi permasalahan kita ada pada SDM-nya baik eksternal dan internal.”

Pada tahun 2023 ini pihaknya akan kembangkan SDM di Lombok Timur, dengan semuanya harus sudah tersertifikasi. Caranya, Dispar Lombok Timur sudah bekerjasama dengan Balai Latihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP). Namun, permasalahan yang muncul saat ini adalah pandangan yang baik dari tamu yang masih kurang di pelaku wisata.

Rusliadi menyampaikan dimana jurnalis itu sebagai penyampai pesan yang dari narasumber yang diwawancarainya. Apapun yang disampaikan para pihak, itulah yang disampaikan.

“Baik maupun buruk yang disampaikan oleh narasumber itu akan dimuat oleh jurnalis di medianya. Selaku jurnalis tentu sangat mendukung giat pariwisata yang ada di NTB ini, dengan memberikan informasi pada publik dengan berita yang berimbang. Insya Allah kami selalu siap memberitakan pada publik dan saling mendukung demi kemajuan pariwisata di daerah kita,” terang Ketua FJLT ini.

Kegiatan diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dengan narasumber yang tentunya semua terkait demi kemajuan kepariwisataan yang ada di NTB, khususnya di Lombok Timur. (Adi Prayuda/Humas)