UNIZAR NEWS, Mataram – Di balik pintu ruang kerjanya yang penuh dengan buku-buku hukum dan dokumen-dokumen penting, Dr. Ainuddin, SH., MH., Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), terlihat sibuk menelaah salah satu naskah yang tengah ia kerjakan, pada Senin (05/08/24). Lahir di Pancor pada 21 April, Dr. Ainuddin telah melalui perjalanan pendidikan yang panjang dan berliku, menempuh S1 di UNIZAR (1996-2000), S2 di UNRAM (2007-2009), dan S3 di UNRAM (2014-2016).
Selain menjalani perannya sebagai dekan dan dosen, Dr. Ainuddin dikenal sebagai penulis produktif yang telah menerbitkan sejumlah buku yang menjadi rujukan penting di dunia hukum. Beberapa karyanya yang terkenal meliputi: Hukum Acara Perdata Indonesia (Juni 2017), Hukum Acara Pidana Indonesia (Oktober 2019), Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (2020), Hukum Acara Perdata Indonesia (September 2021).
Dengan hobi membaca dan menulis, Dr. Ainuddin memiliki motivasi yang sederhana namun sangat mendalam dalam menulis. “Menulis adalah cara kita mengontribusikan ilmu pengetahuan. Seorang dosen yang tidak mendistribusikan ilmunya adalah orang yang paling rugi,” ungkapnya. Baginya, buku bukan hanya kumpulan kata-kata, tetapi sebuah sarana untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang berdampak positif bagi mahasiswa, praktisi, dan masyarakat luas.
Dr. Ainuddin memulai penulisan bukunya dari persoalan nyata di masyarakat. “Ketika ada persoalan yang viral, kita harus mengangkatnya. Misalnya, kasus pembunuhan yang tiba-tiba bebas, kita harus melihat pola pikir yang diterapkan untuk menegakkan hukum agar berkeadilan, bermanfaat, dan memiliki kepastian hukum,” jelasnya. Ia menekankan pentingnya melihat psikologis para hakim dalam memutus perkara, serta memastikan bahwa mereka mengadili dengan objektif dan berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan karena pengaruh eksternal.
Ia berharap tulisannya dapat menjangkau masyarakat luas, mahasiswa, dan praktisi hukum. “Buku-buku saya telah dipublikasikan dan dijual di beberapa toko buku dengan harga standar untuk mengembalikan biaya cetak. Royalti bukan tujuan utama saya, tetapi bagaimana buku-buku tersebut bisa menjadi rujukan penting,” tegasnya.
Menulis buku, menurut Dr. Ainuddin, membutuhkan kesabaran dan disiplin. “Paling tidak, saya mencoba menulis dua atau tiga lembar sehari. Merangkai kata-kata untuk menggambarkan peristiwa di tengah masyarakat dalam bahasa yang mudah dipahami bukanlah hal yang gampang. Kendalanya adalah waktu dan kesibukan,” tuturnya dengan senyum.
Sebagai dosen dan praktisi hukum, Dr. Ainuddin melihat menulis sebagai pengungkapan kristalisasi pikiran seseorang. “Saya berharap semua dosen memiliki minat yang sama untuk giat menulis. Menyampaikan secara verbal sangat gampang, tetapi menulis membutuhkan keterampilan dan ketelitian agar tidak salah bahasa,” tutupnya dengan penuh harap.
Dr. Ainuddin adalah contoh nyata seorang akademisi UNIZAR yang berdedikasi tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui tulisan-tulisannya. Semangat dan dedikasinya diharapkan dapat menginspirasi banyak dosen dan mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas. Melalui buku-bukunya, Dr. Ainuddin tidak hanya menciptakan jejak akademis tetapi juga membangun fondasi kuat untuk kepastian hukum yang adil dan bermanfaat. (Asmadi/Humas)