UNIZAR NEWS, Lombok Barat – Tradisi menenun yang menjadi salah satu kekayaan budaya Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, kini mendapatkan sentuhan inovasi dari kalangan akademisi Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR). Pada Senin, 18 November 2024, Dosen dari Program Studi Teknik Sipil dan Ilmu Komputer Fakultas Teknik UNIZAR bersama mahasiswa melaksanakan kegiatan Pengabdian Kemitraan Masyarakat dengan tema “Peningkatan Hasil Usaha Tenun Desa Kebon Ayu Melalui Media Informasi Produk” di Sentral Tenun Kebon Ayu.
Pelatihan ini mengusung konsep digitalisasi pemasaran sebagai solusi atas stagnasi perkembangan industri tenun di Desa Kebon Ayu. Peserta kegiatan, yang terdiri dari para penenun dan pelaku UMKM setempat, diajarkan cara memanfaatkan platform digital seperti Google Maps dan teknik pemasaran online berbasis Search Engine Optimization (SEO).
Desa Kebon Ayu dikenal sebagai salah satu sentra tenun tradisional di Lombok Barat. Namun, perkembangan industri ini terhambat oleh minimnya regenerasi penenun dan terbatasnya inovasi motif. “Sejak zaman dahulu, motif yang digunakan tetap sama, seperti ragi kemalo, ragi kembang komak, dan ragi benang enem. Perlu inovasi tanpa menghilangkan identitas asli,” ujar Kepala Desa Kebon Ayu, Jumarsa.
Di tengah tantangan tersebut, para dosen dan mahasiswa UNIZAR hadir untuk memberikan solusi. Kegiatan ini melibatkan dosen-dosen berpengalaman seperti Musmiratul Uyun, M.Pd., Syakirin, S.T., M.T., dari Prodi Teknik Sipil dan M. Hasan Amir Husein, M.Kom., dari Prodi Ilmu Komputer. Mahasiswa yang turut aktif adalah Arjun Kurniawan, Feni Afrianti, dan Zety Ardina Diaul Adha.
Dalam pelatihan, para penenun diajarkan cara memasarkan produk tenun mereka secara online. Teknik seperti penggunaan Google Maps untuk menandai lokasi showroom tenun, pengelolaan media sosial, hingga optimalisasi pencarian melalui SEO dijelaskan secara rinci. “Kami ingin produk tenun Kebon Ayu mudah diakses dan dikenal luas, tidak hanya oleh masyarakat lokal tetapi juga wisatawan internasional,” ujar M. Hasan Amir Husein, M.Kom.
Motif tenun Desa Kebon Ayu, seperti ranting pinang, pagar besi, pelangi es krim, rang-rang kodeq, dan pucuk rebong, memiliki nilai seni tinggi yang berpotensi besar di pasar global. Namun, pemasaran selama ini hanya bergantung pada kunjungan turis yang terbatas.
Kegiatan ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi penenun Desa Kebon Ayu untuk berkembang. Dengan digitalisasi pemasaran, produk tenun tidak lagi hanya untuk kebutuhan lokal, seperti acara gawe dan nyongkolan, tetapi juga menjadi komoditas unggulan yang diminati di luar Lombok.
“Kami berharap, lewat pelatihan ini, produk tenun Desa Kebon Ayu tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga mampu bersaing di pasar modern,” tutup Musmiratul Uyun, M.Pd.
Pelatihan yang berlangsung hingga siang hari ini disambut antusias oleh warga. Para peserta merasa optimis bahwa langkah-langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar bagi kelangsungan industri tenun di desa mereka, apalagi pelatihan ini bukanlah kegiatan yang dilakukan sekali saja, namun berkelanjutan. (Asmadi/Humas)