email : mail@unizar.ac.id

FGD Penelitian Dosen Pemula: Menggali Nilai Tambah Maggot Sebagai Prospek Bisnis Berkelanjutan di Provinsi NTB

Suasana FGD tentang Nilai Tambah Maggot sebagai Prospek Bisnis Berkelanjutan di NTB yang berlangsung di ITe UNIZAR, pada Kamis (26/09/24)

UNIZAR NEWS, Mataram – Inkubator Bisnis Teknologi (ITe) Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) kembali menjadi pusat diskusi ilmiah dengan diadakannya Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema “Nilai Tambah Maggot Sebagai Prospek Bisnis Berkelanjutan di Provinsi NTB”, pada Kamis (26/09/24). Acara ini berlangsung mulai pukul 13.30 WITA dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting serta penggiat maggot yang turut memberikan kontribusi pemikiran terhadap penelitian yang dilakukan oleh dosen UNIZAR.

FGD ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian dosen pemula yang mendapat dukungan hibah dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tim peneliti yang tergabung dalam kegiatan ini terdiri dari Sari Novida, SP., M.Si, yang berperan sebagai ketua tim peneliti, serta Meilinda Pahriana Sulastri, S.Si., M.Sc., dengan dukungan dari mahasiswa UNIZAR, Suryan Hidayat dan Deswinta Maharani.

Sari Novida, SP., M.Si., selaku ketua tim peneliti, membuka diskusi dengan memaparkan latar belakang penelitian yang berfokus pada nilai tambah maggot. Menurutnya, maggot memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bisnis berkelanjutan di Provinsi NTB, terutama dalam sektor pengelolaan limbah organik dan produksi pakan ternak yang ramah lingkungan.

“Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana maggot tidak hanya bermanfaat dalam mengolah sampah organik, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat NTB. Dengan pemanfaatan yang tepat, maggot bisa menjadi prospek bisnis berkelanjutan di masa depan,” ungkap Sari dalam sambutannya.

Dalam acara tersebut, para peserta FGD yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan memberikan masukan berharga bagi kelanjutan penelitian ini. Samsudin, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PSDL) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, menyampaikan pentingnya pengelolaan limbah organik secara terintegrasi untuk mendukung keberlanjutan bisnis maggot.

Hadirin acara FGD di ITe UNIZAR berfoto bersama, pada Kamis (26/09/24)

“Penelitian ini harus mampu mengatasi isu pengelolaan limbah secara lebih luas. Potensi maggot dalam hal ini sangat besar, namun perlu ada pendekatan yang komprehensif agar dampaknya lebih signifikan bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Samsudin.

Munaim, Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Provinsi NTB, menyoroti pentingnya standar keamanan produk maggot, terutama jika digunakan sebagai pakan ternak. Menurutnya, keberlanjutan bisnis ini tidak hanya dilihat dari segi ekonomis, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek legalitas dan kesehatan.

“Jika kita bicara bisnis berkelanjutan, kita juga harus memastikan bahwa produk maggot yang dihasilkan memenuhi standar perlindungan konsumen. Keamanan produk menjadi kunci agar bisnis ini bisa berkembang lebih jauh,” jelas Munaim.

Iskandar Sukmana, Kepala Bidang Kemitraan Inkubasi Bisnis dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB, menekankan pentingnya kemitraan antara peneliti, pelaku bisnis, dan pemerintah untuk mengembangkan potensi maggot sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi. Menurutnya, sinergi ini dapat mempercepat implementasi hasil penelitian ke dalam dunia usaha.

Tak ketinggalan, para penggiat maggot yang hadir dalam FGD ini turut berbagi pengalaman dan ide-ide praktis mengenai pengembangan bisnis maggot di NTB. Mereka menyambut baik penelitian ini dan berharap hasil penelitian dosen UNIZAR dapat memberikan solusi nyata untuk tantangan yang mereka hadapi, seperti akses pasar dan peningkatan produksi maggot secara efisien.

Melalui FGD ini, diharapkan penelitian mengenai nilai tambah maggot yang dilakukan oleh dosen UNIZAR dapat menjadi landasan kuat dalam mengembangkan bisnis berkelanjutan di Provinsi NTB. Selain itu, sinergi antara peneliti, pelaku usaha, dan pemerintah diharapkan mampu menciptakan ekosistem bisnis yang mendukung pengelolaan sumber daya lokal secara optimal.

Acara ini tidak hanya memperkaya wawasan para peneliti dan penggiat maggot, tetapi juga menunjukkan komitmen UNIZAR dalam mendukung inovasi penelitian yang berdampak langsung pada pembangunan daerah. Dengan adanya kolaborasi lintas sektor, potensi maggot sebagai komoditas berkelanjutan di NTB semakin terbuka lebar. (Asmadi/Humas)