email : mail@unizar.ac.id

Ikhtiar Menuju Unggul: Rapat Persiapan Penyusunan Masterplan Rumah Sakit Universitas Islam Al-Azhar

Foto bersama seusai rapat persiapan penyusunan masterplan RS UNIZAR di Ruang Rapat GA8, pada Kamis (21/12).

UNIZAR NEWS, Mataram – Rencana besar untuk mengembangkan Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) semakin mendekati kenyataan. Dalam rapat strategis yang dilaksanakan pada pukul 10.00 WITA di Ruang Rapat GA8 Gedung Rektorat UNIZAR, para pemangku kepentingan internal dan tamu undangan berkumpul untuk mendiskusikan langkah-langkah penting dalam menyusun masterplan RS UNIZAR.

Hadir dalam rapat ini diantaranya Ketua Yayasan Pesantren Luhur Al-Azhar, Dr. Ir. H. Nanang Samodra KA, M.Sc.; Rektor UNIZAR, Dr. Ir. Muh. Ansyar, MP.; Anggota Dewan Pembina Yayasan Pesantren Luhur Al-Azhar; Bendahara Yayasan; Ketua Tim Transisi FK UNIZAR beserta anggotanya; Pengawas Tim Transisi FK UNIZAR; dan Kabiro Humas, Kerja Sama, dan Alumni UNIZAR.

Tidak ketinggalan, para tamu undangan yang memberikan kontribusi berharga pada diskusi ini antara lain Dr. drg. Fajar Wicaksono, M.Kes.; drg. Hesti Iswandari, M.Kes.; dr. Saskia Nassa Mokoginta Sukmono, Sp.M; serta Kolonel Ckm dr. Joko Waluyo yang turut didampingi oleh istri yang merupakan seorang perawat, Ibu Meti.

Dalam pembukaan rapat, Dr. Nanang menegaskan rencana besar UNIZAR untuk membentuk Rumah Sakit Pendidikan yang tidak hanya sekadar sebuah fasilitas, namun menjadi penunjang utama kegiatan pendidikan di universitas ini. Ia juga membuka kemungkinan untuk menjadikan rumah sakit tersebut sebagai entitas komersil yang melayani publik.

“Kita akan membuat Rumah Sakit Pendidikan UNIZAR, yang bukan hanya asal jadi. Tujuannya untuk menunjang kegiatan pendidikan di sini, namun tidak menutup kemungkinan juga menjadi RS komersil. Hari ini kita semua disini akan brain storming terkait hal tersebut,” ujarnya.

Rektor UNIZAR, Dr. Ir. Muh. Ansyar, MP., menyoroti bahwa saat ini rumah sakit pendidikan utama FK UNIZAR berlokasi di Bangli, Bali. Namun, untuk mengantisipasi aturan yang mungkin akan mengharuskan adanya rumah sakit pendidikan utama di provinsi yang sama dengan lokasi FK UNIZAR, kita perlu mempertimbangkan keberadaan RS Pendidikan Utama di Lombok.

Ketua Tim Transisi FK UNIZAR, Dr. dr. Iing, M.Erg, menjelaskan roadmap menuju pembangunan UNIZAR Tower yang direncanakan oleh timnya. Ia merinci target waktu, dalam tahun, mulai dari klinik FK UNIZAR yang akan secara bertahap berkembang menjadi rumah sakit yang lebih besar, tipe D, kemudian C, selanjutnya B.

Suasana rapat persiapan penyusunan masterplan RS UNIZAR di Ruang Rapat GA8, pada Kamis (21/12).

Dr. drg. Fajar Wicaksono, M.Kes., yang akrab disapa dokter Soni, menyampaikan apresiasi atas cita-cita besar yang ingin dicapai oleh UNIZAR. Namun, ia menyarankan agar perencanaan tersebut tidak perlu terlalu lama, dengan menekankan pentingnya memisahkan pembangunan rumah sakit dari persiapan akreditasi FK UNIZAR.

“Sangat luar biasa cita-citanya, dan menurut saya bukan sesuatu yang tidak mungkin. Saya setuju harus ada brand dan tidak bisa dibuat secara mendadak. Roadmap sudah sesuai, namun menurut saya tidak perlu selama itu. Menurut saya, kita harus pisahkan membangun RS dan mempersiapkan akreditasi FK UNIZAR agar unggul. Dua-duanya bagus, tapi tidak bisa digabungkan. Jangan sampai RS menjadi beban FK UNIZAR. Harapannya ke depan, RS bisa membantu FK, dan begitu juga FK bisa membantu RS,” sarannya.

Pendapat serupa juga datang dari drg. Hesti, Direktur RSUD Leuwiliang Bogor, yang menegaskan perlunya pemisahan antara pembangunan RS dengan RS pendidikan untuk memenuhi izin-izin yang diperlukan.

Pengalaman berharga juga dibagikan oleh dr. Saskia yang menyoroti pentingnya perencanaan yang detail, perjanjian yang jelas, serta komitmen kuat dari tenaga medis. Ia menekankan bahwa selain keahlian medis, dokter di RS Pendidikan harus mendedikasikan diri pada aspek pendidikan, memiliki jiwa pendidikan.

dr. Joko Waluyo menyoroti pentingnya imbalan yang layak bagi sumber daya manusia di rumah sakit. Ia juga menegaskan bahwa dedikasi utama seorang dokter haruslah yang utama kepada pasien, kemudian manajemen, barulah kemudian diri sendiri.

Ibu Meti turut memberikan wawasan dan pengalamannya dalam menerima mahasiswa koas, bahwa setiap universitas memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga kerja sama dengan rumah sakit menjadi selektif. Beliau juga mengingatkan agar pihak universitas memiliki standar, bukan hanya kaitannya dengan skill, tapi juga sikap (attitude), sehingga pasien yang ditangani koas merasa diperlakukan selayaknya.

Rapat yang penuh dengan pandangan dan usulan tersebut menandai awal dari sebuah perjalanan besar menuju pembangunan Rumah Sakit Pendidikan yang unggul di lingkungan UNIZAR. Dengan kolaborasi dan visi yang kuat, UNIZAR dengan Fakultas Kedokterannya siap menjelma menjadi pusat pendidikan kesehatan yang tak hanya unggul dalam akademis, tetapi juga memberikan dampak positif kepada masyarakat luas. (Asmadi/Humas)