Kepala PT. Pegadaian Cabang Mataram Beri Kuliah Umum tentang Literasi Keuangan di Era Milenial pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unizar
UNIZAR.AC.ID, Mataram – Terus melebarkan sayap, civitas akademika Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) tak hentinya menjalin sinergitas, bukan hanya dengan Perguruan Tinggi dan Instansi Pemerintah, namun juga dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu BUMN yang resmi menjadi mitra kerja sama pihak Unizar pada hari ini adalah PT. Pegadaian (Cabang Mataram).
Bertempat di Gedung Teater Ahmad Firdaus Sukmono Unizar, pada Sabtu (05/11), civitas akademika Unizar, khususnya dari Fakultas Ekonomi (FE), menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema Membangun Literasi Keuangan di Era Milenial. Hadir sebagai narasumber tunggal pada kesempatan yang langka ini adalah orang nomer satu di PT. Pegadaian Cabang Mataram, R. Hanung Cahyono, S.E., M.M.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Unizar, Dr. Drs. H. Sahar, S.H, M.M., menyampaikan salam dari Rektor Unizar yang tidak memungkinkan untuk hadir pada kesempatan tersebut karena masih berada di luar kota. Beliau juga mengingat betul awal perjumpaannya dengan narasumber puluhan tahun silam.
“Saya ingat betul dulu perkenalan pertama saya dengan Mas Hanung di Unizar ini. Beliau membawa istrinya pindah dari Padang, sekitar 22 tahun yang lalu.”
Dr. Sahar juga tidak lupa menyampaikan kepada hadirin terkait kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.
“Perlu saya sampaikan pada para mahasiswa, bahwa merdeka belajar sudah kita laksanakan dan masuk tahap kelima, atau sudah 2,5 tahun. Mahasiswa bisa belajar ke perguruan tinggi lain, ada juga mahasiswa yang mengajar, ada juga mahasiswa yang praktek kerja lapangan, entah itu di perusahaan atau instansi, dan lain sebagainya. Ini adalah momen yang baik, dan harapan kita nantinya, mahasiswa jangan hanya mengetahui teori saja di kampus, tapi juga prakteknya di dunia usaha. Pegadaian ini merupakan dunia usaha, BUMN yang jaringannya di seluruh Indonesia,” terangnya.
Mengawali sambutannya, Dekan FE-Unizar, Muhamad Sayuti, S.E., M.M., menceritakan bahwa dulu kuliah umum ini pernah dilaksanakan secara online.
“Acara kuliah umum ini sebenarnya sudah kami rencanakan 1,5 tahun yang lalu, bulan Maret 2021 tepatnya. Namun, karena terkendala covid dan berbagai hal, sehingga tertunda sampai 1,5 tahun. Dulu pernah kita adakan webinar secara daring, tapi karena tidak efektif, kita ulang lagi acara ini secara tatap muka pada pagi ini. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan lancar,” ujar Mr. Say, sapaan akrab Dekan FE-Unizar.
Dosen Ekonomi Unizar ini pun melontarkan lelucon-leluconnya sebelum membuka secara resmi acara Kuliah Umum tentang Literasi Keuangan ini.
“Bicara tentang pegadaian, banyak produk-produk yang ada di pegadaian. Ada jasa, bisnis, dan emas. Kalau bicara tentang emas, semua orang pasti suka. Di Lombok juga, karena kita cinta dengan emas, di beberapa daerah ada yang namanya emas. Karang Mas Mas, saking cintanya orang sana dengan emas. Ada daerah di Lombok yang namanya Pengkelak Mas, itu juga saking cintanya dengan emas. Di Lombok Timur, ada juga Masbagik. Bahkan ada yang mengatakan bahwa diam itu adalah emas. Makanya kalau istri saya minta emas, saya selalu diam,” canda Mr. Say.
Mr. Say juga menjelaskan bahwa emas disebutkan 12 kali di dalam Al-Qur’an, diantaranya Q.S. Ali ‘Imran : 14, Q.S. Ali ‘Imran : 91, Q.S. Al-A’raaf : 148, Q.S. At-Taubah : 34, Q.S. At-Taubah : 35, Q.S. Al-Israa’ : 93, Q.S. Al-Hajj : 23, Q.S. Faathir : 33, Q.S. Az-Zukhruf : 35, Q.S. Az-Zukhruf : 53, Q.S. Az-Zukhruf : 71, dan Q.S. Al-Waaqi’ah : 15.
Memulai Kuliah Umumnya, R. Hanung Cahyono, S.E., M.M. memberi motivasi kepada para mahasiswa agar tidak jadi jago kandang.
“Saya masuk pegadaian tahun 1997, dan tahun 1999 saya sudah dipercaya sebagai pimpinan cabang. Di Lombok itu saya sudah keliling, dari Lombok Barat, Lombok Tengah, sampai Lombok Timur. Di Bali saya sudah 2 tahun. Di Bima pun 2 tahun. Di Sulawesi Selatan, Jeneponto, sudah 2,5 tahun. Itulah manfaatnya kita jalan-jalan yang dibiayai perusahaan. Jadi, adek-adek semua jangan hanya jago kandang. Harus berani melanglang buana. Indonesia itu luas,” terangnya.
Mantan Pimpinan Cabang (Pinca) PT. Pegadaian Cabang Ampenan tahun 2014-2017 ini juga mengungkapkan fakta berdasarkan survey bahwa kaum milenial memiliki ciri-ciri yang sangat positif di satu sisi, namun kurang dalam hal investasi.
“Saya dan pak Dekan FE ini sudah bukan milenial lagi, tapi kolonial. Ciri-ciri milenial itu yang pasti melek teknologi, dinamis, energik, suka tantangan, kreatif. Dan menurut survey, kebiasaan pengeluaran kaum milenial itu hanya 10,7% dari pendapatan yang ditabung dan hanya 2% untuk investasi. Sebanyak 20% milenial tidak memiliki investasi apapun, dan 64,9% milenial belum memiliki rumah. Oleh karenanya, bagi kalian yang masih muda, perlu berpikir tentang masa depan. Bahwa hidup ini bukan hanya untuk hari ini saja,” jelasnya.
Narasumber juga menjelaskan beberapa jebakan finansial kepada para peserta Kuliah Umum. Yang pertama adalah FOMO (fear of missing out) dan YOLO (you only live once). Yang kedua adalah lebih menyukai experience spending yang konsumtif ketimbang investasi. Yang ketiga adalah tidak takut berutang atau pay later untuk pemenuhan kebutuhan tersier. Yang terakhir adalah cenderung menunda pemenuhan kebutuhan primer.
Keseluruhan acara Kuliah Umum ini berjalan dengan lancar, yang tentu saja diselingi dengan acara yang tidak kalah pentingnya, yakni penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara FE-Unizar dengan PT. Pegadaian Cabang Mataram. Semoga dengan penandatangan yang dilakukan oleh Muhamad Sayuti, S.E., M.M., selaku Dekan FE-Unizar, dan R. Hanung Cahyono, S.E., M.M., selaku Kepala PT. Pegadaian Cabang Mataram, bisa memberikan banyak manfaat bagi civitas akademika Unizar dan juga seluruh jajaran PT. Pegadaian pada umumnya, serta PT. Pegadaian Cabang Mataram pada khususnya. (Adi Prayuda/Humas)