UNIZAR NEWS, Mataram – Bimbingan Teknis Pendampingan Penulisan Proposal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat bagi Dosen Pemula diselenggarakan di Gedung Teater Ahmad Firdaus Sukmono Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) pada Senin (17/03/25). Acara ini menghadirkan Prof. Syahrul, ST., MASc., PhD, Guru Besar Universitas Mataram, sebagai narasumber utama.
Dalam wawancara eksklusif dengan Staf Humas dan Publikasi UNIZAR, Prof. Syahrul mengungkapkan bahwa tantangan utama yang dihadapi dosen pemula dalam menyusun proposal penelitian adalah keinginan mereka agar proposalnya langsung didanai. “Banyak dosen pemula yang berpikir, proposal apa yang bisa diajukan agar mendapatkan dana, bukan bagaimana menyusun proposal yang baik terlebih dahulu,” ujarnya. Selain itu, banyak dari mereka belum memahami kriteria skema penelitian yang sesuai dengan statusnya sebagai dosen pemula. “Mereka juga harus memiliki publikasi sebelumnya, yang kadang tidak relevan dengan topik yang diajukan. Akibatnya, mereka baru memikirkan tata cara penulisan setelah proposal disusun,” tambahnya.
Menurut Prof. Syahrul, ada beberapa kriteria utama agar proposal penelitian dan pengabdian dapat lolos pendanaan, terutama dari Kemendikbudristek. “Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kesesuaian dengan skema yang tersedia. Jika tidak lolos administrasi, proposal tersebut tidak akan lanjut ke tahap substansi,” tegasnya. Selain itu, topik yang diusulkan harus selaras dengan kebijakan terkini, seperti konsep Astacita, yang menggantikan istilah MBKM sebelumnya. Penyesuaian dengan indikator kinerja utama (IKU) juga menjadi faktor penting dalam penilaian proposal.
Untuk membangun roadmap penelitian yang berkelanjutan dan berdampak luas, Prof. Syahrul menekankan pentingnya konsistensi dalam memilih topik penelitian. “Dosen pemula sebaiknya tidak hanya mengikuti tren penelitian tanpa memiliki latar belakang yang kuat di bidang tersebut. Fokuslah pada bidang yang memang ditekuni agar dapat mengembangkan skema penelitian yang sesuai,” katanya. Kata kunci dalam penelitian harus menjadi dasar untuk menentukan arah penelitian jangka panjang, sehingga lebih terarah dan berkesinambungan.
Dalam dunia akademik, kolaborasi lintas disiplin sangat penting untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Prof. Syahrul mencontohkan sinergi antara ilmu kedokteran dengan informatika atau teknik mesin dengan teknik pertanian. “Tidak ada satu bidang studi yang dapat bekerja sendiri. Kolaborasi memungkinkan penelitian menjadi lebih aplikatif dan bermanfaat,” ungkapnya. Ia juga menegaskan bahwa dalam penelitian terapan, keberadaan mitra dari industri atau pemerintah menjadi suatu keharusan.
Di akhir wawancara, Prof. Syahrul memberikan pesan motivasi bagi dosen pemula di UNIZAR dan dosen lain yang hadir pada acara bimtek agar lebih produktif dalam menghasilkan penelitian dan pengabdian yang berkualitas. “Semua dosen pemula harus mulai menulis proposal. Urusan lolos atau tidak itu belakangan. Yang terpenting adalah memulai, belajar mengikuti aturan, memahami tren penelitian, serta menyesuaikan dengan pedoman yang ada,” tutupnya.
Kegiatan bimbingan teknis ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi dosen pemula UNIZAR dalam menyusun proposal yang lebih kompetitif dan berpeluang besar mendapatkan pendanaan. Dengan konsistensi dan kemauan untuk terus belajar, diharapkan mereka dapat berkontribusi lebih dalam dunia akademik dan masyarakat luas. (Asmadi/Humas)