UNIZAR NEWS, Lombok Barat – Di tengah era modernisasi yang membuat banyak anak muda enggan terjun ke dunia pertanian, Kadir Ali justru mengambil langkah berbeda. Sejak tahun 2020, ia telah menapaki jalannya di dunia agribisnis dan membuktikan bahwa bertani bisa menjadi profesi yang menjanjikan. Alumni Fakultas Pertanian Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) tahun 2024 ini dengan tekad dan ilmu yang dimilikinya berhasil mengembangkan usaha budidaya kangkung. Kini, hasil panennya telah menjadi pemasok utama di pasar tradisional sekitar wilayahnya, membuktikan bahwa pertanian tetap memiliki masa depan cerah bagi generasi muda.
Ketika ditanya melalui wawancara eksklusif Staf Humas dan Publikasi UNIZAR, pada Selasa (11/03/25), mengapa memilih kangkung sebagai komoditas utama, Kadir menjawab dengan penuh keyakinan.
“Budidaya kangkung relatif mudah, cepat dalam pemanenan, dan memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan,” tuturnya.
Dengan sistem panen yang singkat dan permintaan pasar yang tinggi, kangkung menjadi pilihan tepat bagi petani yang ingin memperoleh hasil dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan tanaman lain.
Perjalanan Kadir di dunia pertanian dimulai saat ia memutuskan untuk menyewa lahan di sekitar tempat tinggalnya. Setelah meneliti kondisi tanah, ia menyadari bahwa lahannya sangat cocok untuk menanam kangkung. Namun, seperti halnya usaha pertanian lainnya, tantangan tidak bisa dihindari.
“Tantangan terbesar adalah serangan hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman, serta cuaca yang tidak menentu,” jelas pemuda yang beralamat rumah di Telaga Ngembeng Dasan, Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.
Hal ini seringkali menjadi kendala bagi para petani, terutama yang baru memulai usaha. Namun, dengan ketekunan dan wawasan yang ia dapatkan selama kuliah, Kadir mampu menghadapi tantangan tersebut dan terus meningkatkan hasil panennya.
Agar hasil panennya tetap optimal, Kadir menerapkan berbagai teknik budidaya yang efektif. Ia menggunakan varietas unggul, mengolah tanah dengan baik, serta memperhatikan jarak tanam untuk memastikan pertumbuhan tanaman yang maksimal. Selain itu, pengairan yang efisien dan pemupukan yang tepat juga menjadi kunci keberhasilannya.
“Pengendalian hama dan penyakit juga menjadi prioritas, agar tanaman tetap sehat dan hasil panen tidak terganggu,” tambahnya.
Berkat penerapan teknik-teknik tersebut, kini ia mampu menghasilkan sekitar 20 banting kangkung setiap bulan, dimana satu banting berisi 200 ikat yang dijual dengan harga Rp1.000 per ikat.
Sebagai alumni UNIZAR, Kadir mengakui bahwa ilmu yang diperolehnya selama kuliah sangat membantu dalam pengelolaan usahanya. “Dari UNIZAR, saya belajar teknik budidaya yang efisien, inovasi dan teknologi pertanian, praktik pertanian yang berkelanjutan, hingga manajemen usaha pertanian yang baik,” ungkapnya.
Dengan bekal ilmu tersebut, ia tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga dapat mengembangkan usahanya dengan pendekatan yang lebih profesional.
Bagi mahasiswa dan alumni UNIZAR yang ingin meniti karier di dunia agribisnis, Kadir memiliki beberapa tips berharga. “Pahami pasar, pilih komoditas yang tepat, manfaatkan teknologi, kelola keuangan dengan benar, fokus pada usaha, dan terus kembangkan usaha tersebut,” sarannya.
Ia juga memberikan motivasi agar generasi muda tidak ragu untuk terjun ke dunia pertanian. “Jangan takut untuk memulai. Agribisnis memiliki peluang besar untuk berkembang, asalkan dikelola dengan baik dan dijalani dengan tekun,” pesannya.
Perjalanan Kadir Ali dari seorang alumni UNIZAR hingga menjadi petani kangkung sukses membuktikan bahwa pertanian bisa menjadi bidang yang menjanjikan jika dikelola dengan baik. Dengan ketekunan, ilmu, dan strategi yang tepat, ia berhasil mengatasi berbagai tantangan dan meraih kesuksesan di dunia agribisnis. (Asmadi/Humas)