email : mail@unizar.ac.id

Menggali Peran Konsultan Psikiatri Religi dan Spiritual: Wawancara Eksklusif dengan dr. H. Danang Nur Adiwibawa, Sp.K.J (K)., SH., AIFO-K

Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UNIZAR, dr. H. Danang Nur Adiwibawa, Sp.K.J (K)., SH., AIFO-K, saat ditemui di ruang kerjanya, Pada Selasa (04/02/25)

UNIZAR NEWS, Mataram – Dalam suasana yang tenang di ruang kerja Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), Staf Humas dan Publikasi UNIZAR berkesempatan untuk mewawancarai dr. H. Danang Nur Adiwibawa, Sp.K.J (K)., SH., AIFO-K, seorang pakar dalam bidang psikiatri religi dan spiritual, pada Selasa (04/03/25). Beliau adalah Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UNIZAR serta Konsultan Psikiatri Religi dan Spiritual, sebuah bidang yang masih tergolong baru di dunia psikiatri. 

Lahir di Palembang pada 1 Oktober, dr. Danang memiliki latar belakang pendidikan yang luas, lulusan Dokter dari FK Universitas Hang Tuah (1997-2004), Spesialis Kedokteran Jiwa dari FK Universitas Airlangga (2012-2016), dan Sarjana Hukum FH Universitas Terbuka (2020-2024), dan saat ini sedang menjalani pendidikan Doktoral Program Studi Ilmu Kedokteran di FK Universitas Brawijaya.

Dalam wawancara ini, dr. Danang menjelaskan bahwa awalnya Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) hanya memiliki lima bidang pendidikan Sp-2 atau konsultan, yaitu psikiatri anak, psikoterapi, geriatri, adiksi, dan forensik. Namun, mengingat semakin kompleksitas perkembangan Neurosains di bidang Psikiatri, maka Ketua Majelis Kolegium Psikiatri Indonesia, Prof. Dr. Aris Sudiyanto., dr., Sp.KJ (K), mengusulkan adanya Rekognisi Kompetensi Lampau (RKL) untuk bidang Sub Spesialis yang lain, termasuk Psikiatri Religi dan Spiritual.

“Psikiater yang ingin mendapatkan RKL harus memenuhi tiga syarat utama, yakni telah lulus Psikiater minimal lima tahun, mendapatkan rekomendasi dari Ketua Seksi terkait dan memiliki kompetensi di bidang tersebut, ditunjukkan dengan karya ilmiah, seperti penelitian, log book penanganan pasien sesuai bidang terkait serta kegiatan ilmiah yang telah diikuti selama ini,” jelas dr. Danang.

Di Lombok, Psikiatri Religi dan Spiritual memiliki relevansi yang sangat kuat. Nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas sangat kental dalam kehidupan ber-masyarakat, termasuk dalam kasus-kasus kesehatan mental yang sering berkaitan dengan aspek spiritual dan agama.

Dokter Danang menekankan bahwa Psikiatri Religi dan Spiritual memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan psikoterapi pada umumnya. Ia mencontohkan bahwa dalam penanganan pasien Muslim, terapi berbasis nilai-nilai Islam seperti psikoterapi Islami yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist bisa sangat membantu dalam proses penyembuhan. Sementara itu, bagi pasien non-Muslim, metode terapi yang digunakan adalah Logo-terapi, yakni terapi yang berfokus pada makna hidup.

“Pasien dengan masalah Adiksi, misalnya, akan lebih nyaman jika mendapatkan terapi yang sesuai dengan kepercayaan atau belief mereka. Seorang Muslim akan merasa lebih tenang jika terapi yang diterapkan selaras dengan nilai-nilai Islami,” tambahnya.

Beliau juga mengungkapkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, penelitian mengenai Spiritualitas dalam Neurosains semakin banyak di publish di jurnal-jurnal Internasional. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan Spiritual yang berbasis Neurosains dalam kesehatan mental semakin familiar dan dapat diterima secara luas oleh masyarakat.

Saat ini, dr. Danang sedang dalam proses pengajuan Rincian Kewenangan Klinis (RKK), sebuah sertifikasi kompetensi tambahan untuk praktiknya di RSUD Patut Patuh Patju, Kabupaten Lombok Barat. RSUD Patut Patuh Patju atau lebih dikenal dengan nama “Tripat” merupakan RSUD dengan konsep “Hospital Tourism” yang berbasis Spiritual.

“Di RSUD Tripat, kami sedang mengembangkan pendekatan Spiritual dalam penanganan pasien di beberapa KSM (Kelompok Staf Medis),” jelasnya.

Lombok sendiri telah dikenal sebagai salah satu destinasi ”Halal Tourism”. Dengan adanya pendekatan Spiritual dalam pelayanan kesehatan, diharapkan konsep “Hospital Tourism” berbasis Spiritual dapat semakin berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.

Dalam wawancara ini, dr. Danang juga mengungkapkan rencananya untuk memperbesar cakupan penelitian yang tengah ia lakukan. Penelitiannya yang sebelumnya hanya melibatkan 50 subjek penelitian kini akan ditingkatkan menjadi 250 subjek penelitian dengan ber-kolaborasi bersama dosen dari Prodi Pendidikan Agama Islam.

“Spiritual memiliki peran besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam blok psikiatri yang mencakup materi kuliah ”Rukhsoh bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) serta Psikoterapi Islami. Ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan Spiritual sangat mendukung dunia akademik dan praktik kedokteran jiwa,” tuturnya.

Selain penelitian, dr. Danang juga ingin berkontribusi dalam pengembangan Ilmu Psikiatri Sup Spesialisasi Religi dan Spiritual. Hal ini sesuai dengan arahan dari Prof. Aris saat dinyatakan lulus ujian konsultan. Menurutnya, penting untuk terus menggaungkan pentingnya aspek Religi dan Spiritual dalam Psikiatri, baik melalui pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat.

Wawancara ini membuka wawasan tentang pentingnya pendekatan Spiritual dalam dunia Psikiatri. dr. H. Danang Nur Adiwibawa, Sp.K.J (K)., SH., AIFO-K., dengan dedikasinya di bidang Psikiatri Religi dan Spiritual, telah membawa perubahan signifikan dalam dunia kesehatan jiwa, terutama di Lombok yang memiliki budaya keagamaan yang kuat.

Dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap peran Spiritual dalam kesehatan mental, diharapkan bidang Psikiatri Religi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, baik dalam dunia medis, pendidikan, maupun penelitian. (Asmadi/Humas)