UNIZAR NEWS, Mataram – Sosok muda dari Desa O’O, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu ini membawa semangat baru dalam dunia ekonomi kreatif berbasis nilai-nilai Islam. Radhitya Putra Ramadhan, mahasiswa semester 4 Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), menjadi salah satu peserta terpilih dalam ajang bergengsi Duta Ekonomi Indonesia 2025 Batch 2 yang diselenggarakan oleh PT. Garca Management Indonesia pada tanggal 24 April sampai 25 Mei 2025. Dalam wawancara eksklusif melalui pesan WhatsApp pada Kamis, (29/5/25), Radhitya membagikan kisah inspiratif di balik keikutsertaannya dalam program ini.
“Saya tertarik mengikuti ajang ini karena melihat peluang besar untuk mengembangkan potensi kepemimpinan, kemampuan berpikir kritis, serta menyuarakan gagasan ekonomi kreatif,” tutur pemuda kelahiran Klaten, 7 November 2004 ini.
Menurutnya, Duta Ekonomi Indonesia bukan sekadar kompetisi, tetapi juga ruang perjumpaan yang mempertemukan generasi muda dari berbagai latar belakang dengan satu visi: membangun Indonesia melalui ekonomi yang inklusif dan kreatif.
Sebagai mahasiswa ekonomi syariah, Radhitya menekankan pentingnya membawa prinsip-prinsip Islam dalam praktik ekonomi sehari-hari.
“Islam mengajarkan kejujuran, keadilan, dan mencari rezeki halal. Nilai-nilai ini sangat relevan, apalagi di era bisnis digital sekarang,” ungkapnya.
Ia merasa bertanggung jawab menunjukkan bahwa ekonomi tidak harus menjauh dari nilai keislaman justru pendekatan etis bisa membawa berkah dan kemaslahatan yang lebih luas.
Perjalanan menuju ajang nasional tentu tidak mudah. Radhitya menghadapi tantangan besar dalam membangun kepercayaan diri dan menyeimbangkan antara kuliah dan persiapan kompetisi. Namun berkat manajemen waktu yang baik, latihan public speaking, serta dukungan keluarga, dosen, dan teman-temannya, ia mampu melewati semua proses seleksi dengan penuh semangat.
“Yang paling berkesan bagi saya adalah saat sesi wawancara dan presentasi program kerja. Di situ saya benar-benar merasa diuji, bukan hanya dari segi ide, tapi juga cara menyampaikannya dengan efektif,” ujarnya.Momen tersebut memberinya pelajaran penting tentang pentingnya kolaborasi, keterbukaan terhadap berbagai pandangan, serta kemampuan menyampaikan gagasan secara visioner. Radhitya tidak berhenti hanya pada ajang kompetisi. Ia memiliki rencana besar yang ingin ia realisasikan dalam waktu dekat: menginisiasi Program Edukasi Ekonomi Muda di sekolah-sekolah menengah, khususnya di daerah asalnya.
“Anak muda harus dibekali sejak dini tentang keuangan, investasi, dan wirausaha. Mereka perlu tahu bahwa peluang usaha bisa datang dari mana saja, bahkan dari hal yang mereka sukai seperti game atau media sosial,” jelasnya penuh semangat.Ia ingin mengajak generasi muda agar lebih produktif memanfaatkan waktu dan teknologi. Contohnya, membuka jasa top up game, mengikuti program afiliasi di media sosial, atau menjual produk kreatif secara daring.
“Saya ingin mereka sadar bahwa mereka bisa menghasilkan tanpa harus meninggalkan dunia yang mereka sukai. Kreativitas dan kepekaan terhadap peluang adalah kuncinya,” tambahnya.Dari Dompu, Radhitya Putra Ramadhan membawa pesan bahwa anak muda daerah pun mampu bersaing dan membawa perubahan positif. Dengan tekad kuat, nilai-nilai Islam yang dijunjung tinggi, serta semangat membangun ekonomi yang berkelanjutan, ia menjadi salah satu contoh nyata bahwa generasi muda Indonesia siap melangkah lebih jauh bukan hanya memahami teori, tetapi juga menerapkannya untuk kemajuan bersama.
“Bagi saya, ekonomi bukan hanya tentang angka. Ia adalah alat untuk membawa manfaat, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan masa depan yang lebih adil dan sejahtera,” tutup Radhitya.(Asmadi/Humas)
Diselenggarakan oleh
Yayasan Pesantren Luhur Al-Azhar
Jl. Unizar No.20, Turida, Kec. Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat