UNIZAR NEWS, Mataram – Dalam upaya meningkatkan kompetensi di bidang audit, Kepala Biro Keuangan Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), Yudhi Kurniawan Zahari, S.MB., ME., telah mengikuti pelatihan lanjutan terkait dasar-dasar audit dan audit operasional. Pelatihan ini berlangsung selama dua minggu pada Februari 2025 di Bogor dan diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan (PPA & K), serta diasesmen oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Internal (LSPAI).
Yudhi Kurniawan Zahari, yang lahir di Mataram pada 7 Agustus, merupakan lulusan Institut Manajemen Telkom Bandung (Telkom University) untuk jenjang S1 dan Universitas Islam Negeri Mataram untuk jenjang S2. Dalam wawancara yang berlangsung di ruang kerja Kepala Biro Keuangan UNIZAR, pada Selasa (04/03/25), ia menyampaikan bahwa sertifikasi auditor sangat penting untuk menjamin profesionalisme dan kredibilitas dalam menjalankan tugas audit di lingkungan universitas.
“Alhamdulillah, sertifikasi ini sangat penting bagi kami karena dengan memiliki keahlian dan kompetensi yang teruji, hasil audit yang kami lakukan akan lebih dipercaya oleh stakeholder dan publik. Seperti halnya seseorang yang memiliki SIM untuk berkendara, sertifikasi ini menjadi bukti bahwa kami layak menjalankan tugas sebagai auditor,” ujar Yudhi.
Dalam Satuan Pengawas Internal (SPI) UNIZAR, Kepala SPI, Dara Nida Utamie, SE., M.Ak., telah lebih dahulu memperoleh sertifikasi sebagai Certified Professional Audit Manager (CPAM). Sementara itu, selain Yudhi Kurniawan Zahari, auditor lain dalam tim SPI, Reza Arviciena Sakti, SE., ME., juga telah mengikuti pelatihan dasar-dasar audit dan berencana melanjutkan ke tahap berikutnya.
Dalam dunia audit, terdapat enam tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai level auditor profesional: Dasar-dasar audit, Audit operasional + asesmen (ACCIA), Komunikasi dan psikologi audit, Audit kecurangan (fraud audit) + asesmen (CCIA), Pengelolaan tugas-tugas audit + asesmen (CPIA) dan Diklat khusus bagi Kepala SPI + asesmen (CPAM)
“Saat ini, saya telah menyelesaikan dua tahap pertama dan masih ada empat tahap lagi yang harus ditempuh untuk mencapai level auditor senior. Semua ini demi meningkatkan kompetensi dan keahlian dalam bidang audit di bagian SPI di UNIZAR,” tambahnya.
Yudhi juga menekankan pentingnya mengubah pola pikir tentang auditor di lingkungan akademik. Menurutnya, auditor bukanlah sosok yang hanya mencari kesalahan, melainkan sebagai mitra konsultasi yang membantu memastikan tata kelola keuangan berjalan dengan baik dan sesuai standar.
“Dulu auditor sering dianggap sebagai pihak yang menakutkan, yang mencari kesalahan. Namun, kami ingin mengubah mindset itu. Auditor harus menjadi konsultan yang bisa diajak berdiskusi mengenai kebijakan keuangan, apakah suatu langkah sudah sesuai atau masih perlu perbaikan,” jelasnya.
Di UNIZAR sendiri, selain auditor SPI yang fokus pada aspek keuangan, operasional, dan sumber daya manusia, terdapat juga Audit Mutu Internal (AMI) yang melibatkan banyak dosen sebagai auditor akademik.
Upaya peningkatan kompetensi auditor di lingkungan UNIZAR mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari Rektor serta Kepala Badan Penjaminan Mutu UNIZAR. Dukungan ini diwujudkan dalam bentuk fasilitasi pelatihan serta dorongan agar auditor di lingkungan UNIZAR terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya.
“Harapan kami, dengan meningkatnya transparansi dan akuntabilitas di bidang keuangan non-akademik, UNIZAR akan semakin maju. Pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel adalah kunci utama dalam pengelolaan universitas yang baik,” pungkas Yudhi.
Dengan semakin banyaknya auditor bersertifikasi di UNIZAR, diharapkan tata kelola keuangan dan operasional universitas dapat berjalan lebih transparan dan profesional, sehingga kepercayaan stakeholder dan publik terhadap institusi pendidikan ini semakin meningkat. (Asmadi/Humas)