UNIZAR NEWS, Mataram – Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) menggelar Workshop Roadmap Penelitian di Aula Abdurrahim pada Sabtu (08/03/25). Acara ini menghadirkan Prof. dr. Pande Putu Januraga, M.Kes, DrPH, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, yang berbagi wawasan tentang pentingnya roadmap penelitian dalam dunia akademik dan kedokteran.
Dalam wawancara eksklusif dengan Staf Humas dan Publikasi UNIZAR, Prof. Pande menekankan bahwa pemerintah saat ini menargetkan agar seluruh riset menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, translasional roadmap dalam riset berperan sebagai panduan bagi akademisi dalam menerjemahkan gagasan dari tahap awal hingga menjadi produk yang aplikatif.
“Di dunia kedokteran, hasil penelitian bisa berupa obat, alat diagnostik, tools untuk skrining, hingga kebijakan program kesehatan. Roadmap penelitian sangat penting bagi institusi dan kelompok riset untuk memastikan bahwa pengembangan riset dilakukan secara sistematis dan efisien. Tanpa peta jalan, peneliti cenderung mengambil langkah yang tidak sistematis, sehingga menghambat efektivitas riset serta membuang sumber daya,” jelasnya.
Menurut Prof. Pande, terdapat dua aspek penting dalam membangun roadmap penelitian yang kuat. Pertama, pemahaman tentang riset translasional, yang mencakup tahapan dari T0 hingga T5. Tahapan ini menggambarkan bagaimana sebuah konsep yang diuji di laboratorium dapat berkembang hingga menjadi solusi yang dapat digunakan dalam sistem kesehatan. Kedua, kolaborasi dalam tim multidisiplin, yang melibatkan berbagai individu dari beragam disiplin ilmu. Ia menegaskan bahwa penelitian translasional tidak bisa dilakukan secara individu, melainkan membutuhkan kerja sama antara berbagai pihak dengan keahlian berbeda.
“Keberhasilan riset translasional sangat bergantung pada kerja tim dan kolaborasi antar institusi. Tanpa itu, riset cenderung berjalan terpisah-pisah dan sulit berkembang ke tahap yang lebih aplikatif,” ungkapnya.
Selain menyusun roadmap, Prof. Pande juga menyoroti pentingnya evaluasi berkala dalam setiap tahapan penelitian. Keberhasilan riset tidak hanya diukur dari publikasi ilmiah, tetapi juga dari dampaknya terhadap masyarakat dan tenaga medis.
“Indikator keberhasilan yang utama adalah ketika penelitian menghasilkan produk yang dapat digunakan oleh klinisi dan masyarakat luas. Oleh karena itu, setiap roadmap harus memiliki metrik evaluasi yang jelas untuk menilai progres penelitian,” tambahnya.
Terkait tantangan dalam implementasi roadmap penelitian, ia menilai bahwa kendala utama bukan hanya satu faktor, melainkan kombinasi dari berbagai aspek, diantaranya: Pendanaan yang belum berkelanjutan. Sebagian besar hibah penelitian masih bersifat tahunan, sedangkan riset translasional memerlukan dana jangka panjang. Kurangnya kolaborasi lintas disiplin. Masih banyak kelompok riset yang bekerja dalam ruang lingkup yang sempit tanpa membangun sinergi dengan disiplin ilmu lain. Kompetensi peneliti muda. Banyak peneliti di Fakultas Kedokteran UNIZAR yang masih dalam tahap pemula, sehingga memerlukan bimbingan dari peneliti senior untuk mengembangkan riset mereka.
Sebagai tindak lanjut dari workshop ini, Prof. Pande menyarankan agar UNIZAR mulai melakukan investasi dalam pengembangan kelompok riset dengan alokasi dana yang cukup untuk penelitian dasar hingga terapan.
“Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan hibah yang tersedia di LPPM, membentuk jejaring dengan peneliti senior dari luar UNIZAR, serta mengembangkan proposal penelitian yang kompetitif. Selain itu, perlu adanya regulasi dari pimpinan universitas yang mendukung keberlangsungan kelompok riset,” tutupnya. (Asmadi/Humas)