Civitas Akademika Unizar Benchmarking ke UMY Guna Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Perguruan Tinggi
UNIZAR.AC.ID, Yogyakarta – Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas dan pengembangan di bidang akademik, kemahasiswaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pelaksana teknis, penjaminan mutu, dan tata kelola institusi pendidikan dan program studi, civitas akademika Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) melakukan studi banding atau benchmarking ke Perguruan Tinggi lain yang dinilai lebih unggul. Kegiatan benchmarking ini juga merupakan tindak lanjut dari rekomendasi asesor akreditasi BAN-PT tahun 2021.
Perguruan Tinggi yang dituju oleh civitas akademika Unizar dalam benchmarking pada hari Senin (14/11) adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Universitas yang terletak di Jalan Brawijaya, Kabupaten Bantul ini telah mendapatkan akreditasi Unggul pada tahun 2021 dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Rombongan yang terdiri dari Rektor Unizar beserta jajarannya, para Kabiro & Kabag di lingkungan Unizar, dan pejabat di Fakultas Teknik (FT) Unizar tiba di UMY sekitar pukul 09.30 WIB.
Kedatangan Rektor Unizar ke UMY pada hari ini merupakan yang kedua kalinya. Pada bulan Juli 2022, Rektor dan beberapa pejabat Unizar sudah pernah datang berkunjung ke Universitas yang memiliki jargon “Unggul dan Islami, Muda Mendunia” ini. Pada saat itu, Rektor sudah menyampaikan bahwa beberapa bulan ke depan akan datang lagi untuk melakukan benchmarking.
Dalam sambutannya di Ruang Rapat Lantai 5 Gedung Ar Fachrudin Unit A UMY, Rektor Unizar, Dr. Ir. Muh. Ansyar, M.P, mengucapkan terima kasih kepada pihak UMY yang telah menerima kedatangan rombongan Unizar di tengah kesibukan para civitasnya mempersiapkan Muktamar Muhammadiyah.
“Pertama-tama kami sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas penerimaan dari Bapak Rektor dan jajarannya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di tengah kesibukannya, tentu saja kehadiran kami akan sedikit mengganggu aktivitas di kampus ini.”
Dr. Ansyar pun menambahkan, “Kami datang dari beberapa bidang, tentu saja ingin belajar beberapa hal dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang kami kenal kebanyakan program studinya sudah (terakreditasi, red) Unggul. Itu menunjukkan bahwa tata kelola di kampus ini sudah bagus.”
Sebagai penutup, Dr. Ansyar menyampaikan harapan dari kunjungan rombongan Unizar dalam rangka benchmarking ke UMY ini.
“Kenapa kami memilih Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? Karena kami melihat bahwa kampus ini adalah salah satu Perguruan Tinggi yang sudah mapan dan sudah maju. Dan tentu saja, bila kita sparing partner, harus dengan yang lebih hebat, supaya kami juga semangat untuk maju. Harapannya, dengan adanya kolaborasi ini, kampus kami yang letaknya di luar Pulau Jawa ingin maju bersama dengan Perguruan Tinggi lain yang ada di Pulau Jawa. Begitu juga, ada hal-hal atau masukan-masukan yang baru yang bisa kami dapatkan dari hasil benchmarking ini,” tutupnya.
Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., menyambut baik kedatangan perwakilan dari Unizar. Dalam sambutannya, Prof. Gunawan menyampaikan kelemahan dari Perguruan Tinggi Swasta, yang dalam penyusunan program kerjanya justru lebih banyak menyusun daftar keinginan ketimbang daftar kebutuhan.
“Bapak/Ibu sekalian, rombongan dari Universitas Islam Al-Azhar, salah satu kelemahan dari Perguruan Tinggi Swasta itu kan hidup berjalan seperti apa adanya. Hidup itu harus by design. Kita sering ada rapat koordinasi tahunan untuk mengisi program satu tahun ke depan. Biasanya yang sering disusun itu adalah daftar keinginan, bukan daftar kebutuhan.”
Rektor UMY dua periode ini juga memaparkan beberapa agenda yang seharusnya tidak perlu menjadi program kerja Universitas.
“Sukses menyelenggarakan pengajian akbar, itu tidak bisa jadi program kerja Universitas. Itu adalah kewajiban yang melekat dari sebuah Lembaga Institusi Islam, jadi tidak usah diprogramkan. Itu bagian dari kewajiban kita sebagai umat muslim. Dies Natalis atau milad setiap tahun datang, tidak usah ada program muncul ke sana, ngapain buang-buang duit?! Jadi, saya ngomong singkat saja, yang kita butuhkan, semua program itu ditujukan ke arah memenuhi 9 (sembilan) standard akreditasi. Tidak usah mencari yang lain-lain.”
Merespon niat civitas akademika Unizar yang ingin belajar banyak hal dari civitas akademika UMY dalam mempersiapkan akreditasi kampus, Kepala Bidang Penjaminan Mutu Eksternal UMY, Dr. Nuryakin, SE., MM., turut menjelaskan bahwa untuk menyiapkan akreditasi kampus membutuhkan waktu yang panjang dan tidak instan.
“Untuk mempersiapkan akreditasi kampus agar mendapatkan predikat yang diinginkan memang butuh waktu yang lama dan tidak instan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sendiri membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menyiapkan berbagai dokumen dan indikator penilaian agar memperoleh akreditasi hingga mencapai akreditasi “unggul” ini,” jelasnya.
Dr. Nuryakin juga turut menyampaikan langkah persiapan akreditasi yang dilakukan UMY adalah dengan mengintegrasikan sistem penjaminan mutu internal UMY dengan sistem penilaian akreditasi untuk memasukkan dan mencapai indikator kinerja sasaran strategis. Hal ini cukup efektif karena memudahkan para tenaga pendidik program studi (prodi) saat ada penilaian akreditasi prodi maupun kampus.
“Saat ini di UMY ada 44 program studi, dan kemarin kita ada tambahan 3 program studi yang baru di S3 dan S2. Enam puluh tujuh persennya (67%) sudah terakreditasi unggul atau A. Jadi, 20 prodi itu sudah unggul, 10 prodi terakreditasi A. Pengelolaan penjaminan mutu di UMY ada 3 bidang. Penjaminan Mutu Internal, kemudian Penjaminan Mutu Eksternal, dan Audit Keuangan Internal. Di tempat kami, semuanya terintegrasi, dikelola oleh Badan Penjaminan Mutu,” paparnya.
Setelah acara penyambutan, dilakukan diskusi lebih lanjut di masing-masing unit kerja berbagai bidang antara Unizar dan UMY, baik itu Badan Penjaminan Mutu, Biro Akademik, Biro Kemahasiswaan, Biro SDM dan Administrasi, Biro Umum, LPPM, Biro Humas, Kerjasama, & Alumni, dan Biro Pelaksana Teknis. (Adi Prayuda/Humas)