Meraih IPK Tertinggi dalam Wisuda Unizar ke-71, Ini Kiat Sukses Gusti Putu Satya Diva Pradana
UNIZAR NEWS, Mataram – Menjadi yang terbaik dalam pencapaian IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) di suatu Universitas tentu bukan perkara mudah. Butuh kegigihan dan ketekunan untuk terus belajar dalam meningkatkan hard skill maupun soft skill. Begitu juga yang dilakukan oleh Gusti Putu Satya Diva Pradana. Diva, begitu dia akrab disapa, baru saja dilantik sebagai wisudawan terbaik bersama 5 orang lainnya dalam gelaran wisuda Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) ke-71 yang bertempat di Prime Park Hotel pada hari Jum’at lalu (24/06/2022). Peraih IPK 3,97 dari Fakultas Kedokteran Unizar ini dinobatkan sebagai wisudawan dengan predikat cumlaude urutan pertama.
Anak pertama dari dua bersaudara ini tentu memiliki alasan khusus ketika memilih Unizar sebagai tempatnya menimba ilmu kedokteran.
“FK (Fakultas Kedokteran) Unizar merupakan FK Swasta terbaik di Nusa Tenggara Barat, memiliki akreditasi B, serta memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap,” ujarnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang FK Unizar telah menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Dokter sejak tahun 2004, dan sudah terakreditasi B oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes). Selain itu, FK Unizar telah melaksanakan inovasi pendidikan menggunakan pendekatan Student Centered Learning dengan implementasi strategi pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Sejak tahun akademik 2007/2008, FK Unizar pun telah melaksanakan Pendidikan Dokter berdasarkan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) sesuai Standar Pendidikan Profesi Dokter yang diterapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Hal-hal demikianlah yang tentu saja menjadi keunggulan dan daya tarik tersendiri dari FK Unizar bagi banyak kalangan, termasuk Diva dan keluarganya.
Bisa meraih IPK tertinggi, anak sulung dari pasangan Gusti Nyoman Adnyana dan Teresia Hengky ini tentu memiliki “Rahasia Sukses”, yang bisa menjadi pembelajaran bagi mahasiswa lain.
“Cita-cita menjadi seorang dokter mengharuskan saya untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi untuk merawat pasien. Hal inilah yang mendorong saya untuk terus melatih hard skill dengan belajar giat dan soft skill dengan menjadi mahasiswa yang aktif,” ujar Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FK Unizar periode 2020-2021 ini.
Kekuatan cita-cita atau impian yang menguatkan fokus seorang Diva untuk terus mengasah kemampuannya. Selain itu, pemuda yang memiliki hobi fitness ini juga pernah terpilih sebagai Putra FK Unizar periode 2021-2022, sehingga sering menjadi delegasi kampus dan bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa dari FK lain. Hal itu juga yang membuatnya jadi belajar banyak mengenai kemampuan public speaking dan leadership.
Dengan begitu banyaknya aktivitas di Kampus, tentu banyak pula hal-hal menarik yang terjadi selama menjalani perkuliahan di Unizar. Diva mengatakan bahwa momen yang paling diingat justru ketika menyusun karya tulis ilmiah.
“Momen yang paling diingat adalah ketika saya menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan metode eksperimen. Penelitian yang cukup lama, menghabiskan waktu, energi, dan pikiran. Namun, FK Unizar sangat memfasilitasi penelitian yang saya lakukan. Momen ini sangatlah indah untuk dikenang,” ujar pemuda kelahiran Mataram, 6 Juli 2000, ini.
Bagi Diva, momen penyusunan karya tulis justru momen yang sangat indah, yang mungkin saja bagi sebagian mahasiswa lain tidak demikian adanya. Mindset itulah yang mengantarkannya mencapai kesuksesan dalam meraih IPK tertinggi. Karya ilmiah bukan malah menjadi momok yang menakutkan, tapi justru bisa menjadi momen yang indah untuk dikenang dengan segenap perjuangan yang telah dilakukan.
Mungkin ada yang penasaran, apa yang akan dilakukan Diva setelah wisuda? Bagi Diva dan kedua orang tuanya, pendidikan adalah sesuatu yang sangat prioritas, sehingga melanjutkan pendidikan menjadi hal yang sangat penting.
“Setelah lulus, saya tentunya akan melanjutkan pendidikan ke tingkat profesi. Setelah kelak menjadi seorang dokter, saya berencana untuk melanjutkan pendidikan spesialis dan S2. Rencananya ingin melanjutkan spesialis obstetrik dan ginekologi di Universitas Udayana – Bali. Tapi, saya juga akan mempertimbangan pilihan saya setelah selesai koas. Karena, dari pengalaman koas, kita bisa tahu spesialisasi yang cocok dengan kita,” ujarnya.
Sukses untuk Diva, saat ini dan ke depannya. Semoga kiat dan langkah yang dibagikan bisa menginspirasi banyak orang. (Adi Prayuda/Humas)