email : mail@unizar.ac.id

Penulis 70 Buku yang juga Rektor Universitas Trilogi, Prof. Mudrajad Kuncoro, berbagi Ilmu Menulis pada Acara PESTA Book Chapter Unizar

UNIZAR NEWS, Mataram – Bertempat di Prime Park Hotel, civitas akademika Universitas Islam Al-Azhar (Unizar), khususnya Bidang III (tiga), menyelenggarakan acara PESTA Book Chapter, pada Senin (5/9). Adapun Bidang III Unizar meliputi LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat); Biro Pelaksanaan Teknis; dan Biro Humas, Kerjasama, dan Alumni. Kata PESTA sendiri merupakan singkatan dari Persembahan Dosen untuk Unizar. Acara ini direncanakan berlangsung selama 2 (dua) hari, yakni tanggal 5-6 September 2022 dari pagi hingga sore hari.

Narasumber pada acara PESTA ini adalah penulis yang sudah menghasilkan 70 buku (hingga artikel berita ini dibuat) yang juga Rektor Universitas Trilogi periode 2019-2022, yakni Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, Ph.D. Beliau juga menduduki peringkat ke-13 (tiga belas) Top Scientists Indonesia tahun 2017, peringkat ke-4 (empat) penulis/peneliti Indonesia tahun 2017, dan merupakan Guru Besar Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak tahun 2019.

Berkesempatan hadir pada acara PESTA Book Chapter ini, diantaranya Rektor Unizar: Dr. Ir. Muh. Ansyar, MP.; Wakil Rektor I Unizar: Dr. Drs. Sahar, SH., MM.; Wakil Rektor II Unizar: Siti Ruqayyah, S.Si., M.Sc.; Wakil Rektor III Unizar: Fathurrahman, SE., M.Ak.; Kepala BPM (Badan Penjaminan Mutu) Unizar: dr. Velia Maya Samodra; para Kabiro dan Dekan di lingkungan Unizar; Ketua Panitia: dr. Halia Wanadiatri, M.Si.; para panitia dan penulis dari setiap Fakultas yang ada di Unizar; serta tim dari penerbit Erlangga.

Para peserta acara PESTA Book Chapter Unizar sedang memperhatikan pemaparan dari Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, Ph.D

Dalam sambutannya, dr. Halia Wanadiatri, M.Si, selaku Ketua Panitia PESTA Book Chapter, menyampaikan bahwa acara ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi di bidang riset dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan Unizar.

“Acara PESTA ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi di bidang riset dan pengmas (pengabdian pada masyarakat, red), yang kemudian harapannya meningkatkan kredibilitas Unizar. Adapun luaran dari acara ini adalah rekognisi dosen, terbitnya buku dari para penulis, hak cipta, dan royalti. Kami, dari Bidang III Unizar, sudah memulai sosialisasi kegiatan ini dari tanggal 12-14 Juli 2022. Pada awalnya, kegiatan workshop ini rencananya diadakan pada tanggal 15-16 Agustus, karena satu dan lain hal, baru bisa diselenggarakan pada hari ini (5/9) sampai besok. Alhamdulillah, antusiasme para dosen di Unizar cukup tinggi, dan kini sudah didapatkan total 53 (lima puluh tiga) penulis dan 8 (delapan) editor berpartisipasi pada acara ini,” jelas Halia.

Wakil Rektor III Unizar: Fathurrahman, SE., M.Ak., dalam sambutannya, menyampaikan pesan yang sangat berarti dalam rangka meningkatkan motivasi menulis bagi para peserta PESTA. Sebuah kutipan dari salah satu penulis yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia juga disampaikan oleh beliau.

“Izinkan saya mengutip kata-kata Pramoeya Ananta Toer, ‘Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah’. Indeks rendahnya literasi menulis belum menjadi budaya dan karakter masyarakat kita. Masyarakat justru lebih senang ngerumpi. Kita ini bukannya malas, tapi kesadaran akan menulis kurang, motivasi menulis kurang. Penghargaan pun kurang, sehingga motivasi menulis ini belum keluar. Mudah-mudahan dengan adanya acara PESTA ini, kemampuan dari dosen Unizar dalam hal kepenulisan bisa meningkat,” ujar Wakil Rektor III Unizar.

Mengagumi sosok narasumber, Fathurrahman pun menambahkan, “Berbincang dengan Prof. Mudrajad Kuncoro, beliau orang yang sangat expert dalam aspek agama, kehidupan, serta olahraga; terutama tenis. Beliau memiliki prinsip “tulislah apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang kamu tulis”. Dengan begitu, beliau ini selalu mengerjakan apa yang beliau tulis. Inilah ciri dari penulis yang berkualitas, idealis, dan berkarakter.”

Panitia PESTA Book Chapter berfoto bersama Rektor Unizar, Dr. Muh. Ansyar, dan Narasumber, Prof. Mudrajad Kuncoro, di Prime Park Hotel, pada Senin (5/9)

Sambutan selanjutnya berasal dari Rektor Unizar, sekaligus membuka acara PESTA Book Chapter.

“Saat ini kita membuat sejarah baru dalam rangka meningkatkan publikasi. Hal ini kita sadari sewaktu akreditasi tahun 2020, ternyata kita kurang di publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal dan buku. Mudah-mudahan dengan hadirnya Prof. Mudrajad Kuncoro bisa menambah keberanian kita semua dalam menulis dan menerbitkan buku. Kami berusaha, tahun depan, akreditasi bisa menjadi Baik Sekali, dengan terlebih dahulu memperbaiki peringkat di publikasi,” ujar Dr. Ansyar.

Beliau melanjutkan, “Masyarakat Indonesia terkenal menulisnya di media sosial. Kalau menulis di medsos sudah banyak, yang kurang itu menulis publikasi. Oleh karenanya, kita belajar dari Prof. Mudrajad Kuncoro, yang saat ini sedang menulis dua buku, buku ke-71 dan ke-72, dalam waktu bersamaan. Beliau akan menurunkan ilmunya kepada kita, syukur-syukur nanti bisa disinggung juga untuk jurnal. Terima kasih kepada Prof. Kuncoro yang sudah meluangkan waktunya untuk kita semua.”

Prof. Mudrajad Kuncoro, sebagai narasumber, mengawali materinya dengan menceritakan kecepatan menulis beliau dan berbagi rahasia bagaimana bisa menulis buku sebegitu banyak.

“Kuncinya adalah time management. Tiap tahun, saya menghasilkan 3-5 buku. Untuk artikel jurnal internasional, minimal 1 tahun 1 artikel. Materi hari ini cukup banyak, saya akan menyebarkan virus menulis, bukan virus corona, agar publikasi di Universitas Islam Al-Azhar meningkat drastis. Ada yang bertanya, kok saya bisa menulis sebanyak itu? Saya memanfaatkan waktu travel. Kecepatan saya 30-60 menit menulis untuk koran. Untuk Kompas, aturannya 4 halaman, 2 spasi. Kalau kolom, seperti Tempo dan Gatra, aturannya 2 halaman, 1 spasi. Kecepatan saya menulis 1 buku adalah 1-3 bulan. Jadi, manfaatkan waktu traveling untuk menulis dan menghasilkan sesuatu, bukan hanya menikmati perjalanan,” ujar alumnus University of Melbourne ini.

Guru Besar kelahiran Yogyakarta tahun 1965 ini juga menjelaskan bahwa menulis itu mengasah kemampuan otak. “Guru Besar itu, salah satu penyakitnya adalah PDIP: Penurunan Daya Ingat dan Penglihatan..haha. Oleh karenanya, saya paksakan setiap bulan ada 1 buku. Dan weekend, waktu setelah subuh, adalah waktu saya menulis. Itulah kebiasaan saya sejak SMP.”

Materi hari pertama, Senin (5/9), yang disampaikan narasumber terdiri dari tiga materi. Pertama, materi Mengubah Mindset:”Mengapa perlu menulis? Apakah bisa kaya dengan menulis buku dan artikel?”. Materi kedua, yakni Membuat Outline Buku Ajar bagi Pemula: “Bagaimana memulai menulis, merencanakan isi buku, dan mengatur waktu?”. Materi terakhir adalah tentang “Bagaimana menuangkan gagasan menjadi kalimat, paragraf, hingga bab?”.

Materi hari kedua, Selasa (6/9), tidak kalah menarik, diantaranya: Tips Menulis Buku Teks, Referensi, dan Buku Best Seller; Teknik Editing dan Proofreading; Tips Mencari dan Memilih Penerbit Buku Cetak dan E-book, praktek editing, dan diskusi-diskusi. Di akhir sesi akan dipilih pemenang penulis terbaik 1, 2, dan 3. (Adi Prayuda/Humas)

Berita Terkait