Gelar FGD, Civitas FMIPA Unizar Siapkan Kurikulum Berbasis MBKM dan OBE
UNIZAR NEWS, Mataram – Biro Akademik Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) dengan topik Rekonstruksi Kurikulum Berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Outcome Based Education (OBE) Program Studi Biologi, pada Senin (06/02/23). Acara ini berlangsung selama dua hari di Ruang GA8 Gedung Rektorat Unizar. Hadir seorang narasumber dari Universitas Brawijaya, Malang, yakni Rodiyati Azrianingsih, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Hadir pula pada acara pembukaan FGD, sekitar pukul 09.00 Wita, diantaranya Ketua Senat Akademik, Rektor, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Kepala BPM (Badan Penjaminan Mutu), Kabag SPME (Sistem Penjaminan Mutu Eksternal), Kabag SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal), Kepala Biro Akademik, Kepala Biro Kemahasiswaan, Staf Biro Akademik, Staf Biro Kemahasiswaan, Dekan FMIPA, Kaprodi Biologi, dan segenap dosen di Prodi Biologi FMIPA Unizar.
Ir. Syuhriatin, M.Si, selaku Dekan FMIPA Unizar, memberikan ucapan selamat datang kepada narasumber.
“Selamat datang di Pulau Lombok, khususnya di Universitas Islam Al-Azhar. Tentu kami ingin banyak menggali ilmu dari ibu, untuk sama-sama mengemban tugas dalam bidang pendidikan. Semoga apa yang kami peroleh nanti selama dua hari ke depan ini bermanfaat, terutama bagi kami di Fakultas MIPA, terkait dengan rekonstruksi kurikulum,” sambutnya.
Sambutan berikutnya berasal dari Rektor Unizar, Dr. Ir. Muh. Ansyar, MP., sekaligus membuka acara FGD pada pagi hari ini. Beliau memulainya dengan memberikan informasi terkait Fakultas apa saja yang saat ini ada di Unizar.
“Sekedar kami informasikan. Saat ini Unizar memiliki 6 Fakultas, yakni Fakultas Teknik, Ekonomi, Hukum, Pertanian, Kedokteran, dan MIPA yang program studinya adalah Biologi. Di Nusa Tenggara Barat sendiri, Prodi Biologi pertama adalah di Unizar, sekitar tahun 1991/1992. Fakultas yang terbaru di Unizar adalah Fakultas Agama Islam, dan memiliki 2 prodi, yaitu Ekonomi Syariah dan Manajemen Bisnis Syariah. Insya Allah tahun ini kami sudah mulai menerima mahasiswa baru karena izinnya sudah keluar,” jelas Dr. Ansyar.
Rektor juga mengharapkan, melalui FGD ini, kurikulum yang direkonstruksi nantinya bisa dilihat orang lain, terutama calon mahasiswa, bukan hanya pihak internal kampus saja.
“Alhamdulillah ibu Rodiyati bisa meluangkan waktu ke kampus ini menjadi narasumber terkait rekonstruksi kurikulum. Kami menginginkan kurikulum itu bisa dilihat orang luar, jangan hanya internal sendiri. Ibarat selfie, bagaimanapun sempurnanya, tapi tetap tidak lengkap bila tidak dilihat orang lain. Kurikulum ini akan dilihat oleh calon mahasiswa, apakah cocok atau tidak. Kita berharap ada daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa untuk masuk ke Program Studi Biologi Unizar ini.”
Rektor juga meminta bantuan dan masukan dari narasumber untuk melihat secara utuh kurikulum yang ada supaya betul-betul bisa direkonstruksi, mengingat kurikulum itu sendiri bukanlah barang mati. Kurikulum berkembang secara dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat pada saat itu.
Menerima sambutan yang hangat dari civitas akademika Unizar, narasumber mengungkapkan rasa senangnya.
“Senang sekali saya berkesempatan diundang di Unizar, sehingga kita bisa silaturahmi. Saya bukan asesor BAN-PT, tapi banyak teman BAN-PT. Mereka sangat terkesan di Unizar dan kita semua ingin membuat Prodi-Prodi di Unizar itu Unggul karena sangat potensial sekali. Oleh karenanya, kita perlu bekerja lebih keras untuk menggali potensi yang ada di sini,” ujar Alumnus Hiroshima University ini.
Beliau juga membeberkan bahwa hal yang paling penting dalam penyusunan kurikulum adalah berpikir global, namun beraksi lokal (think globally, act locally), apalagi Lombok merupakan salah satu hotspot di Lesser Sunda yang banyak memiliki endemik. Oleh karenanya, menurut beliau, tepatlah kiranya bila Prodi Biologi Unizar menjadi tonggak yang bisa mengangkat sumber daya hayati di Lombok. Bahkan beliau pun berharap civitas akademika Unizar bisa memperjuangkan keunggulan Pulau Lombok.
Terkait MBKM, Rodiyati melihatnya sebagai sesuatu yang positif dan sangat berhubungan dengan OBE. Prinsip kurikulum OBE diawali tentang potret dan gambaran yang jelas tentang kemampuan penting yang bisa dilakukan mahasiswa setelah lulus. Dalam OBE, pihak kampus mendidik mahasiswa dan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan kurikulum MBKM adalah suatu sistem yang menuju ke OBE tersebut.
Rodiyati juga memaparkan pekerjaan-pekerjaan yang cocok bagi lulusan ilmu-ilmu murni, termasuk ilmu Biologi.
“Lulusan ilmu-ilmu murni cocoknya menjadi asisten peneliti dan konsultan. Tenaga analis dan asisten pengajar juga cocok. Untuk mencapai profil lulusan ini, harus ada CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan, red). CPL ini akan mempengaruhi design kurikulum. Bagaimana profil lulusan dapat tercapai, itu terlihat dari CPL-nya,” jelasnya.
Mengetahui begitu luas ruang lingkup pekerjaan yang bisa dimasuki oleh lulusan sarjana sains, tentu ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para calon mahasiswa, khususnya yang ada di Nusa Tenggara Barat, untuk mempelajari lebih dalam ilmu murni, termasuk Biologi, di bangku kuliah. (Adi Prayuda/Humas)