Mataram, – Inkubator Bisnis Teknologi (ITe) Unizar memberikan pelatihan teknik foto produk dan inovasi kemasan kepada 28 Tenan binaannya, berlangsung di meeting room Inkubator, Sabtu 12 Juni 2021.
Selain melatih Tenan binaan, Inkubator Unizar juga memberikan pemahaman cara packing atau kemasan produk olahan lokal kepada mahasiswa dan mahasiswi. Dengan harapan, begitu lulus kuliah, bisa membuka usaha sendiri.
Ketua Inkubator Bisnis Teknologi Unizar, Ir. Sri Sustini, MM saat membuka kegiatan pelatihan secara online menyampaikan selamat datang kepada 28 tenan Inkubator Bisnis Teknologi (ITe) UNIZAR yang mengikuti pelatihan ini.
“Semoga pelatihan inovasi kemasan produk dan teknik foto produk oleh Inbis Ite Unizar ini bisa berkontribusi positif bagi para entrepreneur di lingkup Unizar dan para Tenan binaan,” ungkapnya.
Sri Sustini menceritakan sejarah ITe ini berdiri tanggal 31 Oktober 2019, dan tanggal 1 Desember 2020 dibuat struktur kepengurusan periode 2020 – 2024. Adapun visi Inkubator Bisnis Teknologi (ITe) UNIZAR yakni menjadi Inkubator Bisnis Teknologi (ITe) yang unggul, inovatif, kreatif dan berdaya saing bagi entrepreneur di lingkungan Universitas Islam Al-Azhar maupun masyarakat di Nusa Tenggara Barat
Sedangkan Misi ITe yaitu memfasilitasi hasil-hasil riset inovatif dari kalangan internal dan masyarakat untuk pengembangan usaha. Kemudian, melakukan inkubasi bagi pengusaha pemula berbasis teknologi maupun UMKM (bisnis start up, uji pasar, uji produksi, penyiapan aspek legal). Selanjutnya, mengembangkan sumberdaya untuk menghasilkan income generating bagi inkubator bisnis dalam hal memfasilitasi teaching company untuk pemula.
Misi terakhir, mengembangkan jejaring dengan stakeholder baik regional dan nasional dalam rangka penguatan inkubator bisnis.
“Saat ini ITe UNIZAR sudah memiliki 46 tenan binaan untuk menjadikan entrepreneurship tangguh dan berdaya saing dalam meningkatkan mutu dan daya saing. Kemudian, meningkatkan kapasitas produk, meningkatkan etos kerja dan memperluas jaringan pemasaran,” kata dia.
Sri Sustini berharap para tenan atau peserta pelatihan agar selalu mengikuti protokol kesehatan. “Semoga apa yang didapat dari pelatihan itu bisa bermanfaat untuk usaha kreatif kedepan,” ujarnya.
Sementara itu, Packing Designer UPTD Balai Kemasan Provinsi NTB, Heldy Sardianto menegaskan pentingnya para pelaku UMKM mengikuti pelatihan seperti digelar Inkubator Bisnis Teknologi Unizar, karena, pelaku usaha harus memahami dan mengetahui cara mengemas dan lebel produk olahan supaya bersaing dipasaran.
“Cara pengemasan dan label olahan pangan sangat penting untuk mengingatkan konsumen. Contoh, masih tertanam di kepala masyarakat akan kendaraan merk Honda. Padahal, kendaraan yang digunakan bukan Honda, melainkan Suzuki. Tapi tetap disebut Honda,” tuturnya.
Setelah kemasan dan label, disertakan izin edar dikeluarkan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Bicara kemasan, menurut Heldy, tidak sembarang karena menyangkut higenisnya olahan pangan yang akan dipasarkan dan produk tersebut harus terdaftar di BPOM.
Salah seorang peserta, Yuyun Nazir, yang merupakan UMKM olahan makan kripik jamur tiram menanyakan cara pemasaran produk olahannya supaya cepat terjual. “Saya sudah melakukan beberapa tahapan produksi hingga pengemasan dan label. Namun yang menjadi kendala yakni pada proses pemasaran. Kiranya ada pembinaan cara pemasaran itu,” pintanya.
Mendengar hal itu, Heldy Sardianto menyarankan kepada UMKM perbanyak jaringan, terlebih di massa pandemi Covid-19. “Kalau produk kita sudah bagus disertai kualitas, tinggal perbanyak jaringan. Cara itu akan lebih efektif di massa pandemi Covid-19,” tutupnya.
Untuk diketahui, para Tenan binaan Inkubator Bisnis Teknologi Unizar, selain dilatih cara packing olahan pangan, diberikan juga pelatihan foto produk oleh Yandi Dwi Anugrah, yang memiliki keahlian bidang food foto produk. (HMS)