Unizar Bersiap untuk Membuka Prodi S1 Ekonomi Syariah dan S1 Manajemen Bisnis Syariah
UNIZAR NEWS, Mataram – Dalam rangka pendirian Fakultas baru di Universitas Islam Al-Azhar (Unizar), diadakan pertemuan yang dihadiri oleh pejabat dari Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah XIV (Empat Belas) Mataram. Pertemuan “Overview: Usulan Pendirian Fakultas Agama Islam (FAI)” berlangsung di Ruang Rapat GA 8 Rektorat Unizar, pada Kamis (21/7)
Hadir dalam pertemuan tersebut, diantaranya Rektor Unizar: Dr. Ir. Muh. Ansyar, MP., Wakil Rektor I Unizar: Dr. Drs. Sahar, SH., MM., Wakil Rektor II Unizar: Siti Ruqayyah, S.Si., M.Sc., Wakil Rektor III Unizar: Fathurrahman, SE., M.Ak, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pengembangan Akademik Kemenag RI: Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D, Sekretaris Kopertais Wilayah XIV Mataram: Dr. H. Nazar Naamy, M.Si., beserta sejumlah pejabat struktural lainnya dan para dosen yang ada di lingkungan Unizar.
Rektor menyambut baik kehadiran pihak dari Kemenag RI dan Kopertais Wilayah XIV ke Unizar. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang keagamaan, kegiatan perekonomian syariah sangat dibutuhkan.
“Dalam rangka, tentu saja, meningkatkan pemahaman tentang keagamaan, apalagi di era sekarang ini, kegiatan ekonomi Islam itu kita butuh untuk penambahan tenaga-tenaga yang memang berkualitas pemahamannya tentang perekonomian syariah. Karena tidak jarang kita jumpai ada yang namanya ekonomi syariah, tetapi ternyata dalam pelaksanaannya itu hanya namanya saja. Mirip-mirip saja dengan yang lain-lain. Hanya ganti nama. Oleh karena itu, kami dari pihak Unizar konsentrasi sementara ini untuk ekonomi Islam. Saat ini kami mengusulkan ada dua program studi, yakni S1 Ekonomi Syariah dan S1 Manajemen Bisnis Syariah, dan kami siapkan beberapa dosen untuk itu. Dari overview ini, bila ada yang perlu kami lengkapi dan hal yang dianggap kurang, kami insya Allah akan melakukan gerak cepat untuk menyelesaikannya,” ujar Ansyar.
Dr. H. Nazar Naamy, M.Si., selaku Sekretaris Kopertais Wilayah XIV Mataram menyampaikan sejumlah fakta terkait dengan usulan program studi yang ter-black list selama periode Juli – Agustus 2021.
“Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini kenapa kami di Kopertais sedikit agak ketat terkait hal-hal yang sifatnya normatif untuk menegakkan aturan-aturan. Kami tidak mau mengulang kembali pekerjaan yang begitu berat karena ada 19 (sembilan belas) program studi yang diusulkan pada masa periode Juli-Agustus 2021 kemarin ter-black list dari 34 Perguruan Tinggi yang ada di bawah Kopertais XIV Mataram. Dari 112 program studi, 19 ter-black list. Kenapa sampai begitu banyak? Karena tidak memenuhi syarat peringkat minimal. Syarat perlu akreditasi yaitu Kurikulum, Sumber Daya Manusia (SDM), dan Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI),” jelas Nazar.
Nazar pun menambahkan, “Yang paling banyak masalah diantara tiga syarat perlu akreditasi tersebut adalah kekurangan SDM. Tenaga dosen cukup, namun ketika dibongkar lagi, lebih dari separuh dosen-dosen yang diajukan tidak linear. Bagaimana dengan dokumen kurikulum? Ada teman-teman yang sudah lama mengelola Perguruan Tinggi masih belum paham tentang kurikulum. Hanya memahami daftar nama mata kuliah. Padahal, kurikulum itu mulai visi, misi, profil lulusan, capaian pembelajaran (CPL), daftar kajian, Rencana Pembelajaran Semester (RPS), sampai penentuan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) dari masing-masing mata kuliah. Keseluruhannya itu kurikulum, namun kita ambilnya sepotong-sepotong. Begitu juga SPMI, harus ada ‘organnya’ dulu di Universitas berupa Lembaga Penjamin Mutu (LPM). Kalau di Sekolah Tinggi namanya P2M: Pusat Penjamin Mutu. Bagaimana kualitas itu bisa dilaksanakan bila ‘organnya’ tidak ada?”
Terkait dengan dua Program Studi baru yang diusulkan pihak Unizar, Nazar memaparkan, “Mudah-mudahan semester depan, tahun ajaran ini, kita sudah bisa menerima mahasiswa baru. Insya Allah, kalau sekelas Unizar, tidak kami ragukan lagi berkaitan dengan fasilitas-fasilitas, sehingga saya berani secara terbuka menyampaikan kepada Pak Kasubdit untuk segera memproses keluarnya izin operasional dua program studi ini (S1 Ekonomi Syariah dan S1 Manajemen Bisnis Syariah, red). Karena ini akan menambah alternatif bagi masyarakat untuk mengikuti pendidikan di Unizar.”
Kasubdit Pengembangan Akademik Kemenag RI, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D, menyampaikan bahwa beliau sudah dua kali mengunjungi Unizar.
“Alhamdulillah sudah dua kali saya bersilaturahmi ke sini (Unizar, red). Yang pertama, saya sebagai Kasubdit Kelembagaan dan Kerja Sama. Yang sekarang ini sebagai Kasubdit Pengembangan Akademik,” jelas Adib.
Beliau juga memaparkan pentingnya Akreditasi Perguruan Tinggi, “Saya yakin kalau Unizar sudah matang seperti ini, urusan SPMI sudah khatam. Prosedur ketika membuka prodi, harus ada ‘rumahnya’. Dalam hal ini, yaitu Fakultas Agama Islam. Insya Allah kalau sudah ada prodinya, Fakultasnya mesti diijinkan. Nanti saya yang bantu. Yang selanjutnya, marwah sebuah Perguruan Tinggi, indikatornya adalah akreditasinya. Sudah tidak ngomong lagi Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta. Masalah akreditasi itu adalah tanggung jawab kita bersama, collective responsibility, bukan saja Lembaga Penjamin Mutu. Budaya mutu harus dimiliki di semua lini: Dosennya, Sistem Penjamin Mutu, Sarana Prasarana penunjang lainnya. Akreditasi adalah memotret realitas yang ada. Bukan realitasnya nggak ada, tapi diada-adakan, akhirnya kerepotan sendiri.”
Kehadiran kedua pejabat ini tentu memberi pandangan dan motivasi tersendiri bagi seluruh civitas akademika Unizar untuk terus membenahi dan meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi terkait akreditasi, serta melengkapi hal-hal yang masih diperlukan terkait dengan persiapan pendirian Fakultas Agama Islam dengan dua Program Studi yang diusulkan. (Adi Prayuda/Humas)